Jakarta (Indonesia Window) – Kapasitas pembangkit listrik nasional terpasang hingga bulan Juni 2020 mencapai 71 gigawatt (GW), kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada acara PLN International Conference on Technology and Policy in Electric Power and Energy (ICT-PEP) 2020 di Jakarta Rabu.
Angka tersebut naik 1,3 GW dibandingkan akhir tahun 2019 sebesar 69,7 GW.
Sejak tahun 2018 hingga Juni 2020 pengembangan pembangkit listrik di Indonesia mulai difokuskan pada penggunaan sumber-sumber energi baru dan terbarukan (EBT).
“Perkembangan pembangkit nasional dari tahun 2018 hingga Juni 2020 difokuskan pada pengembangan pembangkit-pembangkit EBT, seperti PLT Bayu dan PLT Surya, sembari terus melakukan peningkatan teknologi batu bara bersih atau Clean Coal Technology (CCT) pada PLTU,” jelas Arifin.
Data kementerian menunjukkan hingga Juni 2020 kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 35.220 megawatt (MW), PLT Gas/PLT Gas dan Uap/PLT Mesin Gas (20.537 MW), PLT Air/Minirohidro/Mikrohidro (6.096 MW), PLT Diesel (4.781 MW) dan PLT Panas Bumi (2.131 MW), dan PLT EBT lainnya (2.200 MW).
Kementerian mencatat pembangkit EBT menyumbang 14,69 persen atau sebesar 10.467 MW dari total kapasitas pembangkit terpasang.
Kenaikan kepasitas terpasang di Sumatera tercatat sebesar 14,7 GW dari sebelumnya 14,3 GW; Kalimantan dari 4,0 GW menjadi 4,4 GW; Sulawesi tetap sebesar 5,6 GW; Maluku – Papua dari 1,4 GW menjadi 1,5 GW; dan Jawa-Bali-Nusa Tenggara dari 44,4 GW menjadi 44,8 GW.
Mengenai kepemilikan, PLN menguasai 43.047 MW atau 60,7 persen dari total kapasitas pembangkit terpasang di tanah air; Independent Power Producer (IPP) sebesar 18.816 MW atau 26,5 persen; Izin Operasi sebesar 5.645 MW atau 7,7 persen; Public Private Utility sebesar 3.583 MW atau 5 persen; dan pemerintah 55 MW atau 0,1 persen.
Konferensi internasional tersebut merupakan kali kedua diselenggarakan oleh PLN dengan mengusung tema Making Indonesia 4.0 Through Development of National Green Energy Resources.
Kegiatan tersebut merupakan ajang untuk berdiskusi dan berinovasi, serta bertujuan mendapatkan hasil penelitian terkini dalam bidang ketenagalistrikan di dunia.
Laporan: Redaksi