Ibadah lempar jumroh berlangsung dari hari ke-10 Dzul Hijjah (9 Juli) hingga sebelum matahari terbenam pada hari ke-13 bulan Dzul hijjah (12 Juli).
Jakarta (Indonesia Window) – Jembatan Jamarat adalah jembatan penyeberangan di Mina (sekitar 12 kilometer dari Masjidil Haram) yang digunakan oleh jamaah haji selama dua hingga tiga hari untuk menunaikan ritual lempar jumroh.
Ibadah lempar jumroh berlangsung dari hari ke-10 Dzul Hijjah (9 Juli) hingga sebelum matahari terbenam pada hari ke-13 bulan Dzul hijjah (12 Juli).
Pada musim haji 1443 Hijriah/2022 – yang ditunaikan oleh satu juta Muslim dari seluruh penjuru dunia – jembatan Jamarat telah dipersiapkan untuk mengakomodasi lebih dari 300.000 jamaah per jam.
Dengan kapasitas tersebut, jamaah dapat melakukan ritual lempar jumroh di tiga pilar jamarat dengan lancar.
Lempar jumroh adalah ritual dengan para jamaah melempar batu berukuran kerikil ke tiga pilar (Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula), baik dari permukaan tanah atau dari jembatan.
Jamrah atau jumroh adalah bentuk tunggal dari Jamarat, istilah Arab untuk potongan-potongan kecil batu atau kerikil.
Jembatan Jamarat
Pembangunan jembatan Jamarat dimulai pada awal tahun 2000, mulai dari permukaan tanah dan satu tingkat jembatan di atasnya yang memiliki tiga bukaan mengarah ke pilar. Namun, luas ruang yang terbatas menyebabkan kecelakaan fatal karena lebih dari 1 juta orang berkumpul di area jembatan dalam waktu bersamaan setiap tahun.
Pada tahun 2006, jembatan lama dihancurkan dan konstruksi diperluas untuk membangun jembatan baru dengan empat lantai yang rampung pada Desember 2007. Pembangunan terus dilanjutkan hingga jembatan ini memiliki lima lantai dengan ketinggian 13 meter untuk setiap lantai.
Jembatan baru ini dirancang oleh Dar Al-Handasah dan dibangun oleh Saudi Binladin Group.
Konstruksi baru jembatan Jamarat berisi ruang interior bebas kolom yang lebih luas, pilar jamrah yang lebih panjang, landai dan terowongan tambahan untuk akses yang lebih mudah, kanopi besar untuk menutupi masing-masing dari tiga pilar sehingga melindungi jamaah dari panas matahari gurun, pendingin udara (AC) untuk mengurangi dampak terik matahari dan menyejukkan udara, keran air dingin di sepanjang jalur, serta dan landaian (ramp) yang berdekatan dengan pilar untuk mempercepat evakuasi dalam situasi darurat.
Dengan konstruksi yang efisien tersebut, kapasitas jembatan Jamarat telah meningkat hingga mampu menampung 500.000 hingga 600.000 orang per jam, bukan 200.000 orang sebelumnya.
Total biaya pembangunan jembatan Jamarat yang berteknologi tinggi ini mencapai lebih dari 4,2 miliar riyal Saudi (setara 16,7 triliun rupiah).
Fasilitas lain yang disediakan di jembatan Jamarat (gedung jembatan dan area yang terhubung dengannya) adalah 226 kendaraan listrik ramah lingkungan di untuk melayani jamaah haji, karena akan tersedia di dalam
Sumber: Arab News; Saudi Gazette
Laporan: Redaksi