Banner

Kabinet keamanan Israel setujui gencatan senjata dengan Hizbullah, berlaku 27 November

Ledakan terlihat di sebuah gedung tepat setelah serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada 22 November 2024. Aksi kekerasan terus meningkat di Lebanon selatan dan pinggiran Beirut pada Jumat (22/11), dengan konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah merenggut nyawa tiga paramedis dan melukai empat pasukan penjaga perdamaian. (Xinhua/Str)

Kabinet keamanan Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah berdasarkan suara mayoritas 10 berbanding satu, dengan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir yang berhaluan sayap kanan ekstrem memberikan satu-satunya suara tidak setuju.

 

Yerusalem/Beirut, Wilayah Palestina yang diduduki/Lebanon (Xinhua/Indonesia Window) – Kabinet keamanan Israel pada Selasa (26/11) malam waktu setempat menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah, demikian disampaikan Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan.

Saluran televisi milik pemerintah Israel, Kan TV News, melaporkan bahwa gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis itu diperkirakan akan mulai berlaku pada Rabu (27/11) pukul 04.00 waktu setempat (pukul 09.00 WIB) di Israel dan Lebanon.

Kabinet keamanan menyetujui gencatan senjata berdasarkan suara mayoritas 10 berbanding satu, dengan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir yang berhaluan sayap kanan ekstrem memberikan satu-satunya suara tidak setuju.

“Israel mengapresiasi kontribusi Amerika Serikat terhadap proses itu dan berhak untuk bertindak melawan ancaman apa pun terhadap keamanannya,” papar pernyataan tersebut.

Banner

Sebelumnya pada hari yang sama, dalam sebuah rekaman video pidato Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengaitkan keputusan gencatan senjata tersebut dengan tiga alasan, yaitu peralihan fokus ke ancaman dari Iran, kebutuhan akan penyegaran pasukan dan penambahan persenjataan, serta isolasi Hamas di Jalur Gaza.

“Dengan ketidakterlibatan Hizbullah, Hamas kini berdiri sendiri dalam aksi ini. Tekanan kami terhadap mereka akan meningkat, dan ini akan membantu dalam mencapai tujuan untuk membebaskan para sandera kami,” kata Netanyahu.

PM itu juga menegaskan kembali tekadnya untuk “melakukan apa pun demi mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.”

Kabinet keamanan Israel
Foto yang diabadikan pada 25 November 2024 ini menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Sedikitnya 36 orang tewas dan 17 lainnya luka-luka pada Senin (25/11) dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan dan timur, demikian dilansir Kantor Berita Nasional (National News Agency/NNA) Lebanon. (Xinhua/Str)

Tak lama setelah persetujuan tersebut, Biden menyampaikan pidato di Gedung Putih, mengatakan dirinya telah berbicara dengan Netanyahu dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

Presiden AS itu mengatakan Israel akan menarik pasukannya secara bertahap selama 60 hari. Sementara itu, tentara Lebanon dan pasukan keamanan negara akan mengambil alih wilayah mereka yang berbatasan dengan Israel, sembari memastikan bahwa Hizbullah tidak akan berkumpul kembali di sana.

“Warga sipil di kedua belah pihak akan dapat segera kembali dengan aman ke komunitas mereka,” tuturnya.

Banner

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Dewan Menteri Lebanon, Mikati menyambut baik keputusan gencatan senjata tersebut, mengatakan hal itu merupakan “langkah fundamental untuk menciptakan ketenangan dan stabilitas di Lebanon serta memulangkan para pengungsi ke rumah dan kota mereka.” Dia menambahkan bahwa keputusan tersebut juga “membantu terciptanya stabilitas regional.”

Mikati menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1701, memperkuat kehadiran tentara di selatan, dan bekerja sama dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL).

“Saya juga menuntut musuh, Israel, untuk sepenuhnya berkomitmen terhadap keputusan gencatan senjata, menarik diri dari semua wilayah dan tempat yang didudukinya, dan sepenuhnya mematuhi Resolusi PBB 1701,” katanya.

Kabinet keamanan Israel
Foto yang diabadikan pada 17 November 2024 ini menunjukkan kerusakan akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Pesawat-pesawat tempur Israel kembali melancarkan lima serangan di pinggiran selatan Beirut pada Minggu (17/11) pagi waktu setempat, tak lama setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi, menurut laporan Kantor Berita Nasional (National News Agency/NNA) Lebanon. (Xinhua/Str)

Sementara itu, serangan udara terus berlanjut dari kedua arah antara Israel dan Hizbullah beberapa jam sebelum gencatan senjata mulai berlaku. Sedikitnya 41 orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka pada Selasa dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan dan timur, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.

Israel juga menggempur pusat kota Beirut pada Selasa, menargetkan beberapa kawasan permukiman dan menyebabkan kepanikan yang meluas di antara para penduduk, menyusul perintah evakuasi pertama Israel yang dikeluarkan untuk daerah tersebut, ungkap sejumlah sumber setempat dan pejabat Israel.

Di Israel, sirene pertahanan udara terdengar berbunyi pada Selasa malam di beberapa wilayah utara dan tengah.

Banner

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan sirene diaktifkan setelah peluncuran tiga proyektil dari Lebanon, yang berhasil dicegat oleh Angkatan Udara Israel. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan