Juni terpanas kedua dalam sejarah Amerika Serikat tercatat tahun ini, dengan rata-rata suhu di daratan utama negara tersebut pada Juni adalah 71,8 derajat Fahrenheit (sekitar 22,1 derajat Celsius), atau 3,4 derajat Fahrenheit (sekitar 1,9 derajat Celsius) di atas rata-rata.
Los Angeles, AS (Xinhua) – Amerika Serikat (AS) baru saja mengalami Juni terpanas kedua dalam sejarahnya, demikian disampaikan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) AS.
Rata-rata suhu di daratan utama AS pada Juni adalah 71,8 derajat Fahrenheit (sekitar 22,1 derajat Celsius), 3,4 derajat Fahrenheit (sekitar 1,9 derajat Celsius) di atas rata-rata, kata NOAA dalam laporan bulanan yang dirilis pada Selasa (9/7).
Badan yang mulai melakukan pencatatan 130 tahun yang lalu itu mengatakan bahwa sekitar 24 juta orang di wilayah-wilayah yang terletak di area Barat, Selatan, dan Timur Laut negara itu mengalami bulan Juni terpanas untuk suhu malam hari.
Gelombang panas berdampak terhadap area Barat Daya, Great Lakes, Timur Laut, dan Puerto Rico pada bulan itu, memecahkan rekor suhu dan menimbulkan kondisi yang mengancam nyawa, kata NOAA.
Arizona dan New Mexico masing-masing mengalami bulan Juni terpanasnya seiring suhu tercatat berada di atas rata-rata hingga mencapai rekor terhangat di sebagian besar daratan utama AS. Sementara itu, 18 negara bagian lainnya mengalami satu dari 10 bulan Juni terpanas yang pernah tercatat, menurut NOAA.
Untuk periode Januari-Juni, rata-rata suhu di daratan utama AS adalah 50,9 derajat Fahrenheit (sekitar 10,5 derajat Celsius), 3,4 derajat Fahrenheit (sekitar 1,9 derajat Celsius) di atas rata-rata, menjadi suhu terpanas kedua dalam sejarah untuk periode ini, tambah badan tersebut.
Laporan: Redaksi