Jumlah pengungsi internal di Sudan yang mencapai 9 juta orang menjadikannya sebagai krisis pengungsi internal terbesar di dunia.
PBB (Xinhua) – Juru Bicara (Jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (5/2) mengatakan bahwa badan dunia itu sedang menyiapkan sebuah rencana untuk menjangkau 15 juta dari 25 juta orang yang membutuhkan bantuan di Sudan yang dilanda perang saudara.
Under-Secretary-General untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dan Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi Filippo Grandi akan turut ambil bagian dalam pengumuman tujuan tersebut di Jenewa pada Rabu (7/2), ujar Stephane Dujarric, kepala jubir Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
“Setelah hampir 10 bulan konflik, lebih dari separuh populasi Sudan, sekitar 25 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan dan perlindungan,” kata Dujarric. “Perang juga memaksa lebih dari 1,5 juta orang mengungsi melintasi perbatasan Sudan ke negara-negara yang sudah menampung banyak pengungsi.”
Jubir itu menyebutkan bahwa Rencana Respons Kemanusiaan untuk Sudan yang dikoordinasikan oleh PBB tersebut bertujuan menjangkau hampir 15 juta orang tahun ini, sementara Rencana Respons Pengungsi Regional bertujuan membantu hampir 2,7 juta orang di lima negara tetangga Sudan.
Negara-negara di sekitar Sudan yang menampung pengungsi adalah Republik Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, dan Sudan Selatan.
Organisasi Internasional untuk Migran (IOM) mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi internal di Sudan yang mencapai 9 juta orang menjadikannya sebagai krisis pengungsi internal terbesar di dunia.
Laporan Situasi terbaru di situs jejaring Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB juga mengungkapkan bahwa 3,5 juta orang mengungsi dari Khartoum, ibu kota Sudan, sejak pecahnya perang antara dua faksi militer di Sudan pada 15 April 2023 lalu.
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan setidaknya 10.500 kasus kolera, termasuk 292 kematian terkait, dilaporkan di 60 lokalitas di 11 negara bagian di Sudan.
Laporan: Redaksi