Banner

Jerman hadapi risiko resesi saat krisis gas dari Rusia semakin dalam

Ilustrasi. Harga gas telah mencapai level rekor, mendorong lonjakan inflasi dan menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba menarik Eropa kembali dari jurang ekonomi. (Michal Jarmoluk from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Jerman akan menghadapi resesi ekonomi jika pasokan gas Rusia berhenti sepenuhnya, sebuah badan industri memperingatkan pada hari Selasa (21/6).

Sementara itu, Italia mengatakan akan mempertimbangkan untuk menawarkan dukungan keuangan guna membantu perusahaan-perusahaan mengisi ulang penyimpanan gas agar terhindar dari krisis yang lebih dalam di musim dingin.

Banner

Negara-negara Uni Eropa dari Laut Baltik di utara hingga Laut Adriatik di selatan telah menguraikan langkah-langkah untuk mengatasi krisis pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina menempatkan energi di jantung pertempuran ekonomi antara Moskow dan Barat.

Uni Eropa mengandalkan Rusia sebanyak 40 persen dari kebutuhan gasnya sebelum perang – naik menjadi 55 persen untuk Jerman – meninggalkan celah besar untuk mengisi pasar gas global yang sudah ketat.

jerman resesi ekonomi
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck. (DW News/YouTube/tangkapan layar)

Beberapa negara telah merespons situasi itu dengan membatalkan sementara rencana penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Banner

Harga gas telah mencapai level rekor, mendorong lonjakan inflasi dan menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba menarik Eropa kembali dari jurang ekonomi.

Asosiasi industri BDI Jerman pada Selasa (21/6) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk 2022 menjadi 1,5 persen dari 3,5 persen yang diharapkan sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai pada 24 Februari. Penghentian pengiriman gas Rusia akan membuat resesi di ekonomi terbesar Eropa tak terelakkan.

Gas Rusia masih dipompa melalui Ukraina tetapi dengan kecepatan yang dikurangi. Pipa Nord Stream 1 di bawah Baltik, rute pasokan vital ke Jerman, bekerja hanya dengan kapasitas 40 persen. 

Banner

Moskow mengatakan sanksi Barat menghambat perbaikan, sementara Eropa mengatakan ini adalah dalih untuk mengurangi aliran gas.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, pengurangan pasokan merupakan serangan ekonomi dan bagian dari rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menimbulkan ketakutan.

“Ini adalah dimensi baru,” kata Habeck. “Strategi ini tidak bisa dibiarkan berhasil.”

Banner

Perlambatan telah menghambat upaya Eropa untuk mengisi ulang fasilitas penyimpanan – sekarang sekitar 55 persen penuh – untuk memenuhi target di seluruh UE sebesar 80 persen pada Oktober dan 90 perse pada November. Ini adalah tingkat yang akan membantu blok itu menghadapi musim dingin jika pasokan terganggu lebih lanjut. 

Pada hari Selasa (21/6), pemerintah Italia mengumumkan langkah-langkah awal untuk meningkatkan penyimpanan gas setelah perusahaan energi Eni (ENI.MI) melaporkan kekurangan aliran dari Rusia selama lebih dari sepekan.

Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah berencana untuk membeli batu bara jika perlu menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara untuk menghemat gas. 

Banner

Cingolani juga meminta operator jaringan gas Snam (SRG.MI) untuk mengambil langkah-langkah untuk membantu membawa stok gas ke sekitar tingkat yang ditargetkan untuk Juni.

Harga gas patokan untuk Eropa diperdagangkan sekitar 126 euro (sekira 1,9 juta rupiah) per megawatt per jam (MWh).

Sumber: Reuters

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan