Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Jamur enoki (Flamulina velutipes) merupakan jamur pangan (edible mushrooms) yang telah dikenal bercitarasa lezat di seluruh dunia, dan mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh.
Menurut peneliti mikrobiologi pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iwan Saskiawan, rata-rata jamur pangan mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen).
“Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, ada sekitar sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Selain itu 72 persen lemaknya termasuk jenis lemak tidak jenuh,” jelasnya, seperti dikutip dari situs jejaring LIPI.
Selain itu, jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavin), niasin dan biotin.
Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain kalium, fosfor, kalsium, natrium, magnesium, selenium dan tembaga.
Jumlah kandungan serat jamur yang berkisar antara 7,4 hingga 24,6 persen menjadikan bahan pangan ini sangat baik untuk pencernaan.
Jamur enoki
Semua kandungan nutrisi jamur pangan juga ditemukan dalam enoki yang populer sebagai campuran sayur dalam makanan oriental seperti shabu-shabu, tempura, dan sukiyaki.
“Jamur enoki juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet,” terangnya.
Merujuk pada penelitan Tang dan tim peneliti lainnya (2016), jamur enoki yang berasal dari Korea Selatan itu juga mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai senyawa antitumor, antikanker, antihipertensi, antikolesterol, dan bersifat sebagai imunomodulator.
Senyawa bioaktif mempunyai efek fisiologis dalam tubuh yang berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia.
Jamur enoki tumbuh pada suhu 23-27 derajat celsius pada fase vegetatif atau pertumbuhan miselium, dan pada suhu 13-18 derajat celsius di fase generatif atau saat pembentukan tubuh buah.
“Sampai saat ini jamur enoki belum dibudidayakan di Indonesia. Selama ini jamur enoki yang dikonsumsi di Indonesia diimpor dari Korea Selatan,” kata Iwan.
Laporan: Redaksi