Banner

Jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza tembus 54.000 orang

Warga Palestina berjalan di antara reruntuhan bangunan yang hancur di Gaza City pada 15 April 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Jalur Gaza mengalami kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di tengah kondisi keamanan yang memburuk dan operasi militer yang masih berlangsung, yang menghambat upaya bantuan dan akses ke populasi yang terdampak.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza telah melampaui 54.000 orang sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, demikian disampaikan otoritas kesehatan Gaza pada Selasa (27/5).

Selama 24 jam terakhir, 79 warga Palestina tewas dan 163 lainnya terluka akibat serangan Israel di berbagai daerah di Jalur Gaza, kata otoritas kesehatan dalam sebuah pernyataan pers, seraya menambahkan bahwa data statistik tersebut tidak termasuk rumah sakit di Kegubernuran Gaza Utara karena sulitnya akses ke sana.

Otoritas itu mengindikasikan bahwa sejumlah korban tewas dan terluka masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur atau di jalan-jalan, karena penembakan yang masih berlangsung dan tidak adanya koridor yang aman terus menghalangi upaya kru ambulans dan pertahanan sipil.

Jalur Gaza mengalami kondisi
Petugas pertahanan sipil mengevakuasi seorang korban dari reruntuhan bangunan yang hancur pascaserangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 13 April 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Sejak Israel melanjutkan kembali kampanye militernya yang kian intensif pada 18 Maret, sedikitnya 3.901 warga Palestina tewas dan 11.088 lainnya terluka, sehingga jumlah keseluruhan warga Palestina yang tewas di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023 mencapai 54.056 orang, dengan total korban luka sebanyak 123.129 orang.

Banner
Jalur Gaza mengalami kondisi
Pengungsi Palestina mengambil air di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara pada 10 April 2025. Di Gaza, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan bahwa mitra-mitranya memperingatkan soal kekurangan air bersih yang akut di kamp-kamp pengungsi. Minimnya air bersih, kurangnya pasokan alat kebersihan, serta kondisi hidup yang harus berdampingan dengan hewan ternak berdampak sangat buruk pada kesehatan masyarakat. Pada Maret, lebih dari sepertiga rumah tangga di Gaza mengalami serangan kutu. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Jalur Gaza mengalami kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di tengah kondisi keamanan yang memburuk dan operasi militer yang masih berlangsung, yang menghambat upaya bantuan dan akses ke populasi yang terdampak.

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat pada Januari 2025. Namun, kesepakatan tersebut kandas dua bulan kemudian ketika operasi militer Israel kembali dilanjutkan di Jalur Gaza setelah tahap pertama kesepakatan itu berakhir dan kesepakatan tentang tahap kedua atau perpanjangannya tidak tercapai.

Laporan: Redaksi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan