Banner

Israel kembali khianati kesepakatan gencatan senjata, tetap pertahankan pasukannya di Lebanon

Foto yang diabadikan pada 20 Januari 2025 ini menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur akibat pengeboman Israel di Bint Jbeil, Lebanon. (Xinhua/Ali Hashisho)

Israel akan tetap mempertahankan pasukannya di Lebanon selatan terlepas dari tenggat waktu hari Ahad (26/1) yang ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah.

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Israel akan tetap mempertahankan pasukannya di Lebanon selatan terlepas dari tenggat waktu hari Ahad (26/1) yang ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, menurut pengumuman kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (24/1).

Kesepakatan yang ditandatangani pada 27 November 2024 itu mengamanatkan penarikan mundur Israel secara menyeluruh dari Lebanon dalam waktu 60 hari, yang berakhir pada Ahad ini.

Namun, kantor Netanyahu menyatakan Israel tidak akan mematuhi tenggat waktu tersebut. Dia menegaskan bahwa militer Lebanon belum sepenuhnya menguasai wilayah tersebut dan bahwa pasukan Hizbullah belum sepenuhnya ditarik ke utara Sungai Litani.

“Karena pemerintah Lebanon belum sepenuhnya menerapkan kesepakatan gencatan senjata, penarikan pasukan Israel secara bertahap akan terus berlanjut,” kata pernyataan tersebut, yang mengindikasikan penarikan bertahap dan bukan penarikan secara keseluruhan pada saat tenggat waktu.

Banner

Penarikan Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) “bergantung pada pengerahan Angkatan Darat Lebanon di Lebanon selatan dan penegakan kesepakatan secara efektif, termasuk mundurnya Hizbullah di luar kawasan Sungai Litani,” imbuh pernyataan itu.

Keputusan itu telah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, menurut pernyataan tersebut.

Eskalasi pertempuran lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah yang berlangsung setahun, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan dan serangan balasan Israel di Gaza, memuncak dengan invasi darat Israel ke Lebanon selatan pada Oktober 2024.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan