“Penghentian Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam akan membawa serangkaian konsekuensi, mulai dari kenaikan harga pangan global, kelaparan di beberapa kawasan, hingga potensi gelombang migrasi baru.”
Ankara, Turki (Xinhua) – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan dirinya akan segera menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk perpanjangan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, menurut laporan lembaga penyiaran milik pemerintah Turkiye TRT pada Jumat (21/7).
“Penghentian Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam akan membawa serangkaian konsekuensi, mulai dari kenaikan harga pangan global, kelaparan di beberapa kawasan, hingga potensi gelombang migrasi baru,” ujar Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan pulang ke Turkiye.
“Saya yakin kami akan memastikan kelanjutan gerakan kemanusiaan ini dengan membahas isu ini secara detail dengan Tuan Putin,” ungkapnya.
Presiden Turkiye itu menyatakan bahwa ekspektasi Moskow atas inisiatif biji-bijian juga harus dipenuhi.
“Kami tahu dia juga mendapatkan ekspektasi dari negara-negara Barat. Negara-negara Barat perlu mengambil tindakan dalam hal ini,” tutur Erdogan.
Erdogan mengatakan dirinya berencana melakukan percakapan via telepon terlebih dahulu dan kemudian membahas isu tersebut secara langsung.
“Jika rencana kunjungan Tuan Putin pada Agustus terjadi, kami akan membahas isu ini secara detail. Saya yakin kami akan memastikan kelanjutan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam sebelum prosesnya diperpanjang,” ujar Erdogan.
Rusia mengeluhkan permintaannya untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri belum dipenuhi, dan menolak memperpanjang kesepakatan biji-bijian pada Senin (17/7).
Rusia dan Ukraina menandatangani Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam secara terpisah dengan Turkiye dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Istanbul pada Juli 2022, yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dan produk pertanian lainnya dari sejumlah pelabuhan mereka di Laut Hitam.
Inisiatif yang awalnya berlaku selama 120 hari tersebut, diperpanjang pada pertengahan November 2022 selama 120 hari hingga 18 Maret 2023. Rusia kemudian setuju memperpanjang kesepakatan itu selama hanya 60 hari. Pada 17 Mei, Rusia setuju memperpanjang kesepakatan selama 60 hari lagi.
Laporan: Redaksi