Banner

China desak AS cabut “undang-undang perdagangan” dengan Taiwan

Seorang tentara melakukan pengamatan menggunakan teropong dalam latihan dan pelatihan tempur Angkatan Laut Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army/PLA) China di perairan sekitar Pulau Taiwan pada 5 Agustus 2022. (Xinhua/Lin Jian)

Inisiatif AS-Taiwan tentang Undang-Undang Implementasi Perjanjian Perdagangan Pertama Abad ke-21 dinilai oleh China sebagai pelanggaran prinsip Satu China dan tiga komunike bersama China-AS, serta bertentangan dengan komitmen AS sendiri untuk memelihara hanya hubungan nonresmi dengan Taiwan.

 

Beijing, China (Xinhua) – China mendesak pihak Amerika Serikat (AS) untuk mencabut apa yang disebutnya sebagai Inisiatif AS-Taiwan tentang Undang-Undang Implementasi Perjanjian Perdagangan Pertama Abad ke-21, kata juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Kamis (10/8).

Pernyataan itu disampaikan jubir tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan terkait penandatanganan AS terhadap peraturan yang dinyatakan sebagai undang-undang tersebut.

“China menentang keras interaksi resmi dalam bentuk apa pun antara wilayah Taiwan, yang merupakan bagian dari China, dan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China. Itu termasuk negosiasi atau penandatanganan perjanjian apa pun yang mengimplikasikan kedaulatan atau sifat yang resmi,” ungkap sang jubir.

Langkah AS ini telah melanggar prinsip Satu China dan tiga komunike bersama China-AS, bertentangan dengan komitmennya sendiri untuk memelihara hanya hubungan nonresmi dengan Taiwan, serta memberikan pesan yang salah kepada kekuatan separatis yang menginginkan “kemerdekaan Taiwan,” imbuh jubir itu.

Dia menegaskan bahwa China tidak tergoyahkan dalam tekadnya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial, mendesak pihak AS agar segera mengubah arah, mencabut apa yang disebutnya sebagai undang-undang tersebut, menghentikan proses negosiasi terhadap apa yang disebutnya sebagai inisiatif itu, serta berhenti melangkah lebih jauh ke arah yang salah.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan