Banner

Indonesia belajar dari kepresidenan G20 Arab Saudi

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. (KBRI Riyadh)

Jakarta (Indonesia Window) – Saat seluruh dunia mengalami transformasi digital yang cepat di tengah pandemik COVID-19, Arab Saudi, sebagai tuan rumah G20 memikul tanggung jawab untuk membantu dunia maju dengan cepat mengadopsi protokol kesehatan baru, kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

Hal tersebut disampaikannya dalam Dalam wawancara dengan Arab News baru-baru ini.

“Arab Saudi tidak membiarkan pandemik menjadi momen yang tidak menguntungkan. G20 dengan cepat mengadopsi protokol kesehatan baru, dan mekanisme online disiapkan untuk KTT pada November,” ujar dubes.

“KTT luar biasa pada bulan Maret berjalan dengan baik secara online, membuktikan baiknya Arab Saudi menangani pertemuan G20 selama pandemik. Saya berharap kita bisa belajar dari kepresidenan Saudi untuk menangani G20 pada 2023,” imbuh Agus Maftuh.

Lebih lanjut dia mengatakan, G20 lahir dari krisis pada 1999, dan kembali menghadapi tantangan pada 2008-2009 dengan munculnya krisis keuangan global.

Krisis tersebut terjadi bersamaan dengan krisis utang negara Eropa, dan beberapa anggota zona euro tidak dapat membayar kembali atau mendanai kembali utang pemerintah merekam, sebut dubes.

Dia menerangkan, pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) dunia telah turun dari 4,3 persen pada tahun 2007 menjadi 1,8 persen pada tahun 2008, dan kemudian berlanjut ke minus 1,6 persen pada tahun 2009.

“G20 telah memainkan peran penting dalam memungkinkan kerja sama internasional, dan bertanggung jawab atas kepemimpinan global pada saat krisis. Pertumbuhan PDB dunia pada 2010 berhasil kembali menjadi 4,3 persen, dengan rata-rata level 2-3 persen dalam beberapa tahun mendatang,” jelas Agus Maftuh.

“Sekarang, COVID-19 memiliki dampak yang lebih merugikan pada aktivitas pada tahun 2020 dari pada yang diantisipasi, dan pemulihannya diproyeksikan akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya,” tambahnya.

“Penting untuk bekerja sama guna memastikan akses universal dan adil terhadap vaksin. Penting untuk bekerja sama untuk menjaga ekonomi global dan menghindari depresi global. Penting untuk mengirimkan pesan yang kuat bahwa pemulihan global setelah pandemik harus sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030 untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Agus Maftuh.

Menurut dia, KTT G20 di Riyadh akan menghadapi masalah besar dan ekspektasi tinggi, terutama di wilayah yang hancur akibat COVID-19.

“Anggota G20 menghadapi banyak tantangan umum dan mendesak, terutama dengan COVID-19. Karenanya, tema yang diusung Arab Saudi, ‘Mewujudkan Peluang Abad 21 Untuk Semua’ adalah relevan dengan situasi saat ini. Ini adalah saat ketika negara-negara berbagi upaya dan tanggung jawab kolektif guna mengatasi tantangan tersebut bersama-sama, dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” kata Duta Besar RI.

Agus Maftuh menegaskan bahwa memberdayakan masyarakat membutuhkan keputusan yang tepat.

Pandemik telah membalikkan kemajuan puluhan tahun dalam menutup kesenjangan gender di pasar tenaga kerja.

Penting, kata dia, untuk menempatkan masalah tersebut dalam setiap aspek kebijakan baru.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan