Banner

Fokus Berita – Indonesia waspada hadapi potensi gempa bumi ‘megathrust’

Orang-orang berdiri di dekat rumah yang rusak usai gempa bumi mengguncang desa di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada 18 September 2024. (Xinhua/Septianjar Muharam)

Gempa bumi megathrust berpotensi terjadi di dua zona, yaitu Selat Sunda dan di sekitar Mentawai-Siberut. Keduanya dikenal sebagai daerah rawan gempa di Samudra Hindia yang memiliki potensi laten selama ratusan tahun karena adanya celah seismik.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Indonesia, yang merupakan satu di antara 35 negara dengan risiko bencana alam tertinggi, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat memicu tsunami dahsyat.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa bumi megathrust berpotensi terjadi di dua zona, yaitu Selat Sunda dan di sekitar Mentawai-Siberut. Keduanya dikenal sebagai daerah rawan gempa di Samudra Hindia yang memiliki potensi laten selama ratusan tahun karena adanya celah seismik.

“Ini hanya masalah waktu. Meskipun kita masih belum dapat memprediksi kapan bencana alam itu akan terjadi, kita perlu terus membicarakan masalah ini agar masyarakat dapat bersiap-siap menghadapi megathrust,” kata Dwikorita kepada para wartawan.

Megathrust adalah gempa bumi yang sangat dahsyat dan terjadi di zona subduksi, dengan magnitudo 8 hingga 9.

Banner

Dia mengatakan bahwa BMKG juga telah memetakan 13 zona di Indonesia yang paling berpotensi dilanda gempa megathrust. Empat dari lima pulau besar di Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua, berada di zona merah, dengan potensi minimal magnitudo 7,8.

Orang-orang membersihkan rumah yang rusak setelah gempa bumi mengguncang desa di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada 18 September 2024. (Xinhua/Septianjar Muharam)

Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap gempa bumi, termasuk megathrust, karena lokasinya yang berada di Cincin Api Pasifik, sehingga sering terdampak aktivitas seismik dan rentan terhadap gempa bumi.

Secara historis, Indonesia pernah mengalami gempa bumi dahsyat bermagnitudo 9,3 di Provinsi Aceh pada Desember 2004, yang memicu tsunami mematikan. Bencana itu menewaskan sedikitnya 220.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 800.000 orang kehilangan tempat tinggal, menurut data dari otoritas mitigasi bencana nasional itu.

Baru-baru ini, beberapa daerah di Indonesia melaporkan serangkaian gempa bumi. Pada Selasa (24/9), gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang Provinsi Gorontalo, mengakibatkan sejumlah masjid dan sekolah rusak. Pada Kamis (19/9) lalu, Provinsi Maluku diguncang gempa bermagnitudo 4,6.

Menurut data BMKG, telah terjadi lima gempa bumi dahsyat sejak 1 September. Selain di provinsi Gorontalo dan Maluku, gempa juga terjadi di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, serta di Kabupaten Bandung dan Garut, Provinsi Jawa Barat.

Seorang pria berdiri di dekat rumah yang rusak setelah gempa bumi mengguncang desa di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada 18 September 2024. (Xinhua/Septianjar Muharam)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengambil sejumlah langkah antisipatif untuk menghindari, atau setidaknya mengurangi, dampak destruktif dari megathrust. Sejumlah langkah tersebut meliputi memasang banyak sensor peringatan dini untuk tsunami dan memastikan peralatan dan semua sistem komunikasi bekerja dengan baik.

Banner

BNPB juga meningkatkan kampanye kesadaran di kalangan masyarakat lokal tentang cara untuk mempersiapkan diri menghadapi gempa bumi serta menggunakan jalur evakuasi dan tempat perlindungan tsunami.

“BNPB, bekerja sama dengan pemerintah daerah serta institusi kepolisian dan militer, mengadakan simulasi terkait apa yang harus kami lakukan ketika bencana megathrust terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat ketika bencana tersebut terjadi,” ujar Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto pada Selasa.

Dia berharap gempa megathrust tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi menekankan agar masyarakat tetap waspada dan bersiap-siap.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan