Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia adalah pasar produk halal yang sangat potensial dengan lebih dari 87,18 persen Muslim dari total populasi 232,5 juta jiwa menurut Laporan Ekonomi Islam Global 2018-2019.
Menurut Rencana Induk Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang mengutip laporan tersebut, Indonesia merupakan 10 besar konsumen dunia di setiap sub-sektor dalam industri halal.
Dalam belanja makanan, Indonesia berada di peringkat pertama dunia dan peringkat kelima untuk pengeluaran perjalanan halal.
Adapun jumlah pengeluaran untuk pakaian Muslim, Indonesia berada di posisi ketiga dunia.
Sementara untuk pengeluaran untuk media Muslim, Indonesia berada di peringkat kelima, dan peringkat keenam untuk belanja obat-obatan halal.
Meski memiliki pasar Muslim yang besar, Indeks Ekonomi Islam Global (GIEI) menunjukkan Indonesia berada di 10 besar dunia hanya dalam sektor industri pariwisata halal dan pakaian Muslim.
Berdasarkan peringkat GIEI, Indonesia memiliki kecenderungan stagnan di peringkat ke-10 sejak 2014 hingga 2018.
Bahkan pada tahun 2017, peringkat GIEI Indonesia turun satu peringkat di urutan ke-11.
Stagnasi ini disebabkan perkembangan enam sektor industri halal, yakni makanan halal, keuangan Islam, perjalanan halal, pakaian Muslim, media dan rekreasi halal, serta obat-obatan dan kosmetik halal, yang merupakan bagian dari pengukuran indeks tersebut belum konsisten.
Makanan halal, media halal dan sektor rekreasi Indonesia tidak pernah secara konsisten berada di 10 besar GIEI sejak 2014-2018, bahkan skornya menurun pada 2018.
Sementara itu, meskipun sektor keuangan Islam sering masuk 10 besar dunia, namun kemajuan dibuat dalam kurun waktu lima tahun terakhir relatif stagnan pada posisi kesembilan dan kesepuluh.
Peningkatan peringkat yang signifikan adalah pada sektor perjalanan halal di mana Indonesia berada pada peringkat keempat pada 2017 dan 2018. Selama tiga tahun sebelumnya Indonesia bahkan tidak menembus 10 besar.
Di sektor pakaian Muslim, Indonesia mengalami peningkatan tajam dan berada di peringkat kedua pada 2018, setelah sebelumnya tidak pernah masuk 10 besar dunia sejak 2014.
Namun, sektor farmasi dan kosmetik halal tidak menunjukkan peningkatan dengan keluarnya Indonesia dari 10 besar pada tahun 2018 setelah empat tahun sebelumnya berada di peringkat ketujuh dan kedelapan.
Laporan: Redaksi