Efek limpahan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, terjadi di Lebanon saat terjadi baku tembak di sepanjang Garis Biru atau Blue Line (antara Israel dan Lebanon) baru-baru ini.
PBB (Xinhua) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (11/10) memperingatkan soal efek limpahan (spillover) dari konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung.
“Kita harus mencegah efek limpahan dari konflik tersebut. Saya khawatir terkait baku tembak di sepanjang Garis Biru atau Blue Line (antara Israel dan Lebanon) baru-baru ini dan serangan dari Lebanon selatan yang dilaporkan belum lama ini,” kata Guterres dalam sebuah konferensi pers. “Saya mengimbau semua pihak, dan mereka yang memiliki pengaruh atas pihak-pihak tersebut, agar menghindari eskalasi dan efek limpahan lebih lanjut.”
Guterres menyerukan agar semua warga Israel yang dijadikan tawanan di Gaza segera dibebaskan.
Warga sipil harus dilindungi setiap saat. Hukum humaniter internasional harus dihormati dan ditegakkan, ujar sekjen PBB tersebut.
Sekitar 220.000 warga Palestina saat ini mengungsi di 92 fasilitas yang dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di seantero Gaza. Gedung-gedung PBB dan semua rumah sakit, sekolah, dan klinik tidak boleh dijadikan target serangan, imbuh Guterres.
Pasokan krusial untuk bertahan hidup, termasuk bahan bakar, makanan, dan air, harus diizinkan masuk ke Gaza. Terdapat kebutuhan perihal akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan, tutur Guterres.
Guterres berterima kasih kepada Mesir atas keterlibatan konstruktifnya dalam memfasilitasi akses kemanusiaan melalui Rafah, satu-satunya titik penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza, dan memfasilitasi penggunaan bandara El Arish untuk bantuan penting.
Israel memberlakukan ‘pengepungan total’ di Gaza menyusul serangan Hamas ke Israel akhir pekan lalu.
Laporan: Redaksi