Dampak dahsyat Badai Helene pada sebuah kota kecil di North Carolina dikhawatirkan akan berdampak luas terhadap industri teknologi global, yang berpotensi mengganggu pasokan material penting yang digunakan dalam pembuatan cip komputer dan panel surya.
Sacramento, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Dampak dahsyat Badai Helene pada sebuah kota kecil di North Carolina dikhawatirkan akan berdampak luas terhadap industri teknologi global, yang berpotensi mengganggu pasokan material penting yang digunakan dalam pembuatan cip komputer dan panel surya.
Kota Spruce Pine diguyur hujan dengan curah hujan lebih dari 61 cm akibat Badai Helene pekan lalu, yang menyebabkan banjir parah dan kerusakan infrastruktur. Kota tersebut merupakan lokasi salah satu sumber utama kuarsa dengan kemurnian tinggi di dunia, komponen penting dalam produksi cip silikon dan panel surya.
Distrik pertambangan Spruce Pine menghasilkan beberapa kuarsa alami paling murni yang pernah ditemukan di Bumi. Kuarsa ultramurni ini memainkan peran penting dalam manufaktur silikon yang digunakan dalam cip komputer, yang mendayai berbagai produk teknologi, mulai dari ponsel pintar hingga sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Spencer Bost, selaku direktur eksekutif Downtown Spruce Pine, sebuah organisasi pengembangan ekonomi, mengatakan kepada CNN pada Selasa (1/10) bahwa “tingkat kerusakan di sini luar biasa.”
“Kami saat ini belum mengetahui apa pun tentang kerusakan (pada perusahaan-perusahaan pertambangan), tetapi kerusakan di Spruce Pine sangat dahsyat, sehingga saya tidak yakin kapan karyawan akan dapat kembali bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut,” tutur Bost.
Penutupan fasilitas-fasilitas ini dapat berdampak signifikan terhadap industri semikonduktor global. Kuarsa Spruce Pine digunakan pembuatan krus (crucible), wadah peleburan silikon untuk cip komputer. Kuarsa dari wilayah ini begitu murninya sehingga kuarsa tersebut digunakan dalam produksi silikon untuk cip komputer paling canggih.
Dua perusahaan beroperasi di wilayah tersebut, yakni Unimin, yang merupakan anak perusahaan konglomerat pertambangan Belgia Sibelco, dan The Quartz Corp (TQC). Kedua perusahaan itu telah melaporkan penghentian operasional sejak 26 September lantaran badai.
Berkat pengoperasian Unimin, Sibelco memegang posisi dominan di pasar kuarsa berkemurnian tinggi di kancah global. Menurut laporan industri, perusahaan tersebut menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar untuk produk pasir kuarsa kelas atas dengan kemurnian 99,9998 persen ke atas. Dengan tingkat kendali pasar tersebut, Sibelco dapat mempertahankan pengaruh yang signifikan terhadap harga pasir kuarsa.
TQC, pemain utama lainnya di Spruce Pine, memiliki lisensi untuk memproduksi 30.000 ton kuarsa dengan kemurnian tinggi setiap tahunnya di Norwegia. Perusahaan itu juga mendapatkan bahan bakunya dari endapan Spruce Pine, yang menyoroti pentingnya lokasi ini bagi rantai pasokan global.
Potensi gangguan muncul ketika industri semikonduktor global, yang merupakan landasan sektor teknologi global, sudah menghadapi sejumlah tantangan.
Dampak dari gangguan ini dapat meluas hingga di luar industri teknologi. Kuarsa dengan kemurnian tinggi yang sama juga krusial untuk produksi panel surya, yang berpotensi memengaruhi upaya global untuk energi terbarukan.
Infrastruktur lokal rusak parah, sehingga mempersulit upaya pemulihan. Jalur kereta api utama CSX, yang merupakan titik pengiriman utama bagi kuarsa dari kawasan pertambangan, juga rusak parah, sehingga makin memperumit dimulainya kembali pengoperasian dan distribusi.
Para ahli berbeda pendapat tentang seberapa cepat dampak gangguan ini akan dirasakan oleh rantai pasokan global. Tom Bide, seorang ilmuwan senior di British Geological Survey, mengatakan bahwa produsen kemungkinan memiliki beberapa stok. “Jika masalah ini bersifat sementara, dampaknya mungkin tidak akan terlihat,” tuturnya.
Namun, pakar-pakar lain, seperti Jonnie Penn, seorang lektor kepala bidang etika AI dan kemasyarakatan di Universitas Cambridge, memperkirakan dampak yang lebih langsung. “Saya akan terkejut jika tidak ada sedikit pun kemunduran, mungkin juga lebih dari itu,” kata Penn kepada Wired, sebuah majalah bulanan Amerika.
Potensi kelangkaan kuarsa berkemurnian tinggi dapat memaksa industri untuk beralih ke bahan dengan kemurnian lebih rendah, yang memerlukan proses pemurnian yang sarat energi dan tidak ramah lingkungan.
“Situasi tragis dengan ketidakstabilan iklim di North Carolina ini dapat menimbulkan efek berantai yang memperburuk ketidakstabilan iklim di tempat lain. Ini adalah lingkaran setan,” imbuh Penn.
Saat upaya bantuan terus berlanjut di Spruce Pine, industri teknologi global sedang mengamati dengan saksama, menyadari bahwa nasib kota Appalachian kecil ini dapat memiliki dampak yang sangat besar pada produksi perangkat-perangkat yang mendayai dunia modern.
Laporan: Redaksi