Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Presiden AS Joe Biden pada Kamis (2/12) menjabarkan strateginya untuk memerangi varian virus Omicron yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan datangnya musim dingin beberapa jam setelah kasus penularan komunitas pertama varian tersebut dilaporkan.

Sebagaimana pemerintah di seluruh dunia bersegera untuk melawan Omicron, Biden memperingatkan dengan tegas bahwa infeksi akan meningkat pada musim dingin ini.

“Kami akan melawan varian ini dengan sains dan kecepatan, bukan kekacauan dan kebingungan,” katanya saat berbicara di fasilitas penelitian medis National Institutes of Health di Maryland.

Sejauh ini tiga negara bagian AS telah menemukan kasus Omicron, yakni California, Colorado dan Minnesota. Dalam ketiga kasus infeksi Omicron, pasien divaksinasi lengkap dan mengalami gejala ringan.

Di California dan Colorado, pasien baru saja kembali dari perjalanan ke Afrika Selatan dan belum mendapatkan dosis booster. Kasus di Minnesota adalah penularan komunitas pertama yang diketahui di Amerika Serikat.

Pasien di Minnesota baru-baru ini melakukan perjalanan ke New York City untuk menghadiri konvensi anime, mendorong kota tersebut untuk meluncurkan pelacakan kontak guna menahan penyebaran.

Masih banyak yang belum diketahui tentang Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan bulan lalu dan telah dilaporkan di setidaknya dua lusin negara, sama seperti beberapa bagian Eropa yang sudah bergulat dengan gelombang infeksi varian Delta.

Di bawah rencana Biden, Amerika Serikat akan mewajibkan penumpang internasional yang masuk untuk diuji COVID-19 dalam satu hari keberangkatan, terlepas dari status vaksinasi.

Persyaratan masker di pesawat, kereta api, dan kendaraan umum akan diperpanjang hingga 18 Maret.

Pemerintah AS akan mewajibkan perusahaan asuransi kesehatan swasta untuk mengganti 100 persen dari biaya tes COVID-19 yang dijual bebas di rumah untuk 150 juta pelanggan mereka, kata pejabat administrasi, dan membuat 50 juta tes lagi tersedia gratis melalui klinik pedesaan dan pusat kesehatan untuk yang tidak diasuransikan.

Kurang dari 60 persen populasi AS, atau 196 juta orang, telah divaksinasi lengkap, salah satu cakupan terendah di antara negara-negara kaya.

Sumber: Reuters

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan