Banner

China rayakan Hari Anak Sedunia

Foto dari udara yang diabadikan pada 20 November 2022 ini menunjukkan gedung-gedung diterangi cahaya biru dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia di Qingdao, Provinsi Shandong, China timur. (Xinhua/Li Ziheng)

Hari Anak Sedunia memperingati pengadopsian Konvensi Hak Anak pada 20 November 1989, dan merupakan hari aksi global untuk anak-anak dan oleh anak-anak.

 

Beijing, China (Xinhua) – China pada Ahad (20/11) memperingati Hari Anak Sedunia, dengan sejumlah kota dan daerah setingkat wilayah kompak menerangi monumen ikonik, pusat olahraga, dan bangunan lainnya dengan cahaya biru, serta menggelar berbagai acara.

Hari Anak Sedunia merupakan hari aksi global untuk anak-anak dan oleh anak-anak, menurut Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Di sejumlah kota dan wilayah China, anak-anak mengunjungi berbagai landmark yang diterangi dengan cahaya biru, termasuk Menara Olimpiade dan Shougang Big Air di Beijing, serta sejumlah gedung pencakar langit di sepanjang kota pesisir Qingdao. Mereka menyerukan pesan optimistis dalam sebuah siaran langsung daring yang diselenggarakan oleh UNICEF dan Asosiasi Rakyat China untuk Persahabatan dengan Negara-Negara Asing.

“Saat saya melihat gedung-gedung ini diterangi cahaya biru, saya merasa senang. Saya berharap teman-teman saya dapat tumbuh dewasa dengan bahagia, dan setiap penjuru dunia akan dipenuhi dengan harmoni dan kegembiraan,” ujar Liu Mingze, siswa kelas enam di Qingdao.

Banner

“Suara anak-anak dan remaja dari berbagai latar belakang perlu didengar,” kata Amakobe Sande, Perwakilan UNICEF untuk China. “Mari kita dengarkan, ambil tindakan, dan putuskan untuk mempromosikan dunia yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan bagi semua anak perempuan dan laki-laki.”

Ahad itu juga menandai upacara pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat di China menyelenggarakan pertandingan sepak bola yang inklusif, acara bertema sepak bola dengan cat semprot, dan beragam kegiatan kreatif lainnya untuk anak-anak guna menunjukkan dukungan terhadap hak-hak anak.

Wang Shuang, seorang pemain sepak bola wanita China, ditunjuk sebagai Advokat Khusus UNICEF untuk Olahraga dan Perkembangan Anak (UNICEF Special Advocate for Sports and Child Development) dalam siaran langsung tersebut. “Bersatu untuk hak-hak anak, kita semua berada di tim yang sama,” seru Wang.

Hari Anak Sedunia memperingati pengadopsian Konvensi Hak Anak pada 20 November 1989. China meratifikasi konvensi tersebut pada 1992.

Dalam beberapa tahun terakhir, China melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan lingkungan sosial yang ramah anak. Negara itu menetapkan berbagai sasaran untuk memastikan anak-anak menikmati layanan publik dasar yang lebih setara dan mudah diakses, serta kesejahteraan yang lebih inklusif pada 2030, menurut garis besar yang dirilis Dewan Negara China tahun lalu.

Menjelang peringatan Hari Anak Sedunia, pemerintah daerah dan masyarakat di seluruh China menyelenggarakan berbagai acara terkait yang bertujuan untuk merangsang rasa ingin tahu anak terhadap sejumlah topik penting dan menarik.

Banner

Dalam salah satu acara tersebut, Rigzin Drolma yang berusia 11 tahun dan rekan-rekannya mengunjungi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) fotovoltaik (photovoltaic/PV) berkapasitas 4,4 megawatt di wilayah Maduo, Prefektur Otonom Etnis Tibet Golog, Provinsi Qinghai, China barat laut.

“Saya belajar bagaimana panel PV menghasilkan listrik dan mengapa tenaga PV termasuk energi hijau,” kata Rigzin Drolma, yang baru kali pertama mengunjungi PLTS fotovoltaik.

“Anak-anak banyak bertanya tentang energi bersih dan saya merasakan keingintahuan mereka. Saya berharap generasi muda akan lebih memperhatikan masalah lingkungan dan iklim,” ujar Guo Lu, penyelenggara acara dari pemasok listrik setempat.

Di Kota Suzhou, China timur, Komunitas Kangjia mengadakan berbagai kegiatan mempopulerkan sains untuk anak-anak. Di bawah bimbingan para sukarelawan, anak-anak mempelajari 24 posisi Matahari dalam kalender lunar China dengan membuat stiker tanaman dan hasil bumi.

“Mengetahui posisi Matahari dapat membantu kita untuk lebih memahami perubahan iklim dan suhu. Komunitas ini telah mengadakan banyak kegiatan menarik dan saya mendapatkan banyak teman baru,” ungkap Shao Wenyu, anak berusia sembilan tahun dari komunitas itu.

Komunitas Kangjia juga memberikan konseling dan bantuan psikologis kepada anak-anak yang rentan guna meningkatkan sistem layanan pengasuhan anak.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan