Banner

Tahun Baru di Jerman diwarnai tragedi kembang api, kekerasan, dan seruan reformasi

Sejumlah bendera dikibarkan setengah tiang di Bundestag Jerman di Berlin, Jerman, pada 21 Desember 2024. (Xinhua/Liu Yang)

Cedera akibat kembang api, dengan luka bakar, luka pada tangan dan wajah, serta kerusakan pendengaran menjadi kasus paling banyak ditemukan di rumah sakit di seluruh Jerman.

 

Berlin, Jerman (Xinhua/Indonesia Window) – Jerman merayakan Tahun Baru di tengah tragedi dan kontroversi saat lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan yang berkaitan dengan kembang api dan ratusan orang ditangkap di seluruh penjuru negeri, demikian dilaporkan media Jerman pada Rabu (1/1).

Kematian lima orang itu disebabkan oleh ledakan atau kesalahan penanganan kembang api, dengan beberapa insiden melibatkan petasan yang dibuat sendiri, diperoleh secara ilegal, atau digunakan secara tidak benar, menurut program Tagesschau dari lembaga siaran publik Jerman ARD.

Rumah sakit di seluruh Jerman melaporkan lonjakan kasus cedera akibat kembang api, dengan luka bakar, luka pada tangan dan wajah, serta kerusakan pendengaran menjadi kasus yang paling banyak ditemukan.

Di Berlin, pihak kepolisian menangkap sedikitnya 390 orang atas berbagai pelanggaran selama perayaan Tahun Baru. Selain itu, 15 petugas polisi dan seorang petugas pemadam kebakaran terluka, ungkap kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur (dpa), mengutip pernyataan Senator Dalam Negeri Iris Spranger.

Banner

Aksi kekerasan terjadi di beberapa wilayah di Jerman saat perayaan Tahun Baru. Di Leipzig, para perusuh membakar tempat sampah, membangun barikade, dan sekitar 50 orang melemparkan kembang api dan botol ke arah polisi. Di Cologne, pihak otoritas melaporkan bahwa dua petugas terluka akibat petasan, sementara kerusuhan serupa juga dilaporkan di Hamburg.

Cedera akibat kembang api
Orang-orang berkumpul untuk mengenang para korban insiden menabrakkan mobil di Magdeburg, Jerman, pada 21 Desember 2024. (Xinhua/Du Zheyu)

Di Bonn, sekelompok remaja meluncurkan roket Malam Tahun Baru ke arah seorang pria tunawisma yang sedang tidur, membuat pria itu syok. Para pelaku dilaporkan merekam serangan itu dengan ponsel mereka.

Insiden ini dan insiden-insiden lainnya telah memicu kekhawatiran yang meluas terkait risiko keamanan yang ditimbulkan oleh penggunaan kembang api secara pribadi.

Perwakilan dari kepolisian, brigade pemadam kebakaran, dan Asosiasi Medis Jerman telah menyuarakan penolakan keras terhadap penjualan kembang api yang tidak dibatasi untuk perayaan Tahun Baru.

Ketua serikat polisi Jochen Kopelke menyerukan tindakan tegas sebagai respons terhadap insiden-insiden Malam Tahun Baru itu. “Kembang api dimaksudkan untuk diluncurkan ke langit, bukan ke jalanan,” katanya. “Terlalu banyak korban tewas, terlalu banyak korban luka, terlalu banyak polisi yang dikerahkan.”

Presiden Asosiasi Medis Jerman Klaus Reinhardt juga menganjurkan reformasi, dengan mendesak pelarangan penggunaan kembang api secara pribadi di seluruh negara tersebut. “Jika para politisi tetap diam saja, mereka berkontribusi terhadap fakta bahwa ribuan orang terluka akibat insiden kembang api Malam Tahun Baru dari tahun ke tahun.”

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan