Banner

Bumbu pedas Tunisia Harissa masuk daftar warisan UNESCO

Harissa, bumbu pedas khas Tunisia. (Pixi0815 from Pixabay)

Bumbu pedas Tunisia Harissa masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), disebut sebagai bagian dari identitas negara Afrika Utara itu.

 

Jakarta (Indoensia Window) – Bumbu pedas Tunisia Harissa pada Kamis (1/12) pekan lalu masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

Harissa disebut sebagai bagian dari identitas negara Afrika Utara itu.

Badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu di Maroko untuk memeriksa proposal daftar Warisan Budaya Takbenda, yang bertujuan untuk melindungi tradisi, praktik, dan pengetahuan budaya.

“Baru saja tertulis di Daftar #IntangibleHeritage: Harissa, pengetahuan, keterampilan, kuliner, dan praktik sosial,” cuit UNESCO pada Kamis.

Banner

Harissa adalah pasta yang dibuat dengan cabai yang dijemur, rempah-rempah yang baru disiapkan, dan minyak zaitun, yang berfungsi untuk mengawetkan hidangan ini dan sedikit mengurangi tingkat kepedasannya. Harissa ditemukan di hampir setiap restoran di Tunisia, selain juga diekspor ke seluruh dunia.

Permohonan Tunisia untuk masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO tersebut menyebutkan bahwa Harissa adalah “bagian tak terpisahkan dari kehidupan domestik dan tradisi kuliner, serta merupakan makanan sehari-hari masyarakat Tunisia,” biasanya disiapkan dalam lingkungan keluarga atau komunitas.

“Harissa digunakan sebagai bumbu, bahan, dan bahkan hidangan tersendiri, dan terkenal di seluruh Tunisia, di mana ia dikonsumsi dan diproduksi, khususnya di daerah di mana cabai tumbuh,” sebut proposal Tunisia. “Harissa dianggap sebagai elemen pengenal warisan kuliner nasional, dan faktor kohesi sosial.”

Konvensi 2003 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesadaran tentang “warisan budaya takbenda dari komunitas, kelompok dan individu yang bersangkutan.”

UNESCO menekankan bahwa daftar tersebut menghormati tradisi, praktik, dan pengetahuan serta semua bentuk budaya yang merupakan “harta karun manusia” yang harus dilindungi.

Di hari sebelumnya, 30 November, organisasi tersebut juga mengakui roti baguette Prancis, dan menambahkannya ke dalam daftar yang sejauh ini telah mencatat lebih dari 530 item.

Banner

Sumber: AFP

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan