Jakarta (Indonesia Window) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,40 persen terjadi pada Mei 2022. Dari 90 kota, sebanyak 87 kota mengalami inflasi dan tiga lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan (Kepulauan Bangka Belitung) sebesar 2,24 persen dan terendah terjadi di Gunungsitoli (Sumatera Utara) dan Tangerang (Banten), masing-masing sebesar 0,05 persen, kata Kepala BPS, Margo Yuwono, pada konferensi pers, Kamis (2/6).
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,78 persen, kelompok transportasi sebesar 0,65 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,54 persen,” jelas Margo.
Dia menambahkan, kenaikan harga ditunjukkan pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,43 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,32 persen, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,30 persen.
Kenaikan lainnya juga tercatat di kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, serta kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2022 sebesar 2,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 3,55 persen, papar Margo.
Dia menambahkan, komponen inti pada Mei 2022 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Mei) 2022 sebesar 1,63 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 2,58 persen.
Laporan: Redaksi