“Total kapasitas produksi dalam kerja sama itu mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate.”
Jakarta (Indonesia Window) – PT Vale Indonesia Tbk telah menandatangani nota kerja sama tidak mengikat dengan Huayou China dan produsen mobil dunia Ford Motor untuk memproses bijih nikel di Blok Pomalaa yang terletak di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama itu mengacu kerangka perjanjian pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa yang telah disepakati antara Vale dan Huayou pada April 2022, kata CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Total kapasitas produksi dalam kerja sama itu mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate, ujarnya.
Menurutnya, partisipasi Ford pada kemitraan pemrosesan bijih nikel dengan PT Vale Indonesia Tbk semakin menegaskan posisi Indonesia yang sangat penting dalam industri mobil listrik dunia, karena ditopang dukungan masyarakat dan sumber daya alam.
Sementara itu, Wakil Presiden Eksekutif Base Metals Vale selaku Komisaris Utama Vale Deshnee Naidoo menuturkan perusahaannya memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra lain yang sejalan dan senantiasa mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang didesain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial dan ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” katanya.
Ford menilai kerja sama tiga pihak tersebut merupakan cara kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi.
“Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola saat ini dan di masa depan,” kata Wakil Presiden Ford Model EV Industrialization Lisa Drake.
Sementara itu, Executive Vice Chairman Huayou George Fang mengatakan pihaknya sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion global telah melakukan berbagai upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari nikel dan kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
“Kemitraan bersama Ford dan Vale tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, namun juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri kendaraan listrik dan ekonomi Indonesia,” kata Fang.
Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan awal operasi diharapkan tercapai pada 2025.
Laporan: Redaksi