Banner

Barack Obama tak bisa masuk Rusia

Foto yang diabadikan pada 10 Maret 2022 ini memperlihatkan pemandangan Kremlin di Moskow, Rusia. (Xinhua/Bai Xueqi)

Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berikut 500 warga negara AS lainnya tidak bisa memasuki Rusia sebagai respons atas sanksi anti-Rusia yang berulang kali diberlakukan oleh pemerintahan Joe Biden.

 

Moskow, Rusia (Xinhua) – Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berikut 500 warga negara AS lainnya tidak bisa memasuki Rusia menyusul larangan yang diberlakukan atas mereka tanpa batas waktu tertentu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (19/5).

Di antara nama-nama yang baru masuk dalam daftar hitam tersebut terdapat sejumlah tokoh penting, pejabat, anggota parlemen, pakar, dan kepala perusahaan industri militer, menurut kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Moskow mengatakan bahwa larangan perjalanan tersebut diberlakukan sebagai respons atas sanksi anti-Rusia yang berulang kali diberlakukan oleh pemerintahan Joe Biden.

“Sudah waktunya bagi Washington untuk belajar bahwa tidak ada satu pun serangan agresif terhadap Rusia yang akan dibiarkan tanpa reaksi keras,” kata kementerian itu.

Banner

Ekspansi NATO

Sebelumnya pada Rabu (17/5) lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa “ekspansi gegabah” Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) merusak prospek dialog normal lanjutan terkait keamanan Eropa.

Saat NATO melakukan ekspansi ke timur, utara, dan arah lainnya, blok itu “menyerap hampir semua negara netral,” kata Lavrov dalam konferensi pers setelah pembicaraan dengan Menlu Belarus Sergei Aleinik.

Barack Obama
Para delegasi menghadiri upacara aksesi Finlandia ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di markas besar NATO di Brussel, Belgia, pada 4 April 2023. (Xinhua/Zheng Huansong)

Situasi dalam Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Organization for Security and Cooperation in Europe) “memprihatinkan” dan “semakin memburuk akibat keengganan para anggota NATO meredam ambisi mereka dalam mendikte segala hal dan kembali ke dialog yang saling menghormati dan setara,” imbuh Lavrov.

Sebagian besar negara mengupayakan dunia yang multipolar, tetapi beberapa negara lainnya hanya ingin mempertahankan hegemoni mereka, ujar Aleinik.

“Proses transformasi global dan transisi progresif menuju dunia multipolar yang dicanangkan oleh pihak Barat sendiri tidak dapat dihentikan,” tuturnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan