Jakarta (Indonesia Window) – Pada 18 Desember 1973 Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Budaya Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi internasional keenam, menyusul Bahasa China, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol.
Peringatan Hari Bahasa Arab sedunia tahun 2019 adalah perayaan atas symbol identitas yang kuat dari lebih 400 juta penutur asli di seluruh dunia, demikian pernyataan Sekretaris Jenderal UNESCO Audrey Azoulay yang dikutip di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan 18 Desember juga merupakan perayaan atas warisan ilmiah dan budaya cemerlang yang telah ditransmisikan dan dikembangkan dalam Bahasa Arab oleh para ilmuan dan cendikiawan seperti Ibnu Sinna (Avicenna) dan Abu al-Qasim al-Zahrawi (Albucasis).
Karenanya, Bahasa Arab jelas merupakan bahasa inovasi ilmiah yang sempurna dan dapat dipahami oleh seluruh bangsa di dunia.
Menurut Sekjen UNESCO, pada wal abad kedua puluh satu, umat manusia mengalami masa inovasi teknologi yang besar.
Kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang menjadi tema perayaan Hari Bahasa Arab Sedunia tahun ini, membuka cakrawala baru tentang revolusi teknologi, ilmiah dan ekonomi, kata dia.
Namun, di sisi lain lompatan-lompatan teknologi tersebut merupakan titik balik gangguan (disruption) antropologis yang meningkatkan dilema etis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengembangan kecerdasan buatan akan membawa banyak dampak, termasuk di bidang multibahasa dan keanekaragaman budaya, ujar Audrey Azoulay.
Dia menambahkan, gangguan semacam itu merupakan tantangan besar, terutama jika hal itu memberi batas akses ke teknologi baru dalam bahasa yang terbatas.
Untuk melestarikan keragaman budaya yang memberi kekayaan bagi manusia, penting untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan adalah teknologi yang inklusif, termasuk secara linguistik, sehingga teknologi tak dihambat oleh faktor bahasa.
Kecerdasan buatan juga merupakan sumber peluang dan teknologi yang menjanjikan, misalnya dengan alat terjemahan instan yang dapat memfasilitasi dialog antara masyarakat dan budaya.
Dengan pengajaran yang ditingkatkan dan dipersonalisasi, teknologi ini juga dapat memfasilitasi pembelajaran beberapa bahasa dan dengan demikian mempromosikan pengembangan bahasa Arab.
Laporan: Redaksi