Banner

Lima suaka baru burung migran di China ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO

Kawanan burung pelikan Dalmatian terbang di atas Padang Rumput Urad yang berada di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, pada 1 April 2024. (Xinhua/Li Yunping)

Suaka Burung Migran di Pesisir Laut Kuning-Teluk Bohai China (Fase II) merupakan perluasan berangkai dari properti bernama sama yang sudah terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Lima tempat yang dinominasikan sebagai suaka burung migran di pesisir Laut Kuning-Teluk Bohai di China berhasil melewati proses peninjauan untuk dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Jumat (26/7).

Keputusan tersebut diambil dalam sesi ke-46 Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) UNESCO yang diadakan di New Delhi, India, ungkap Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional (National Forestry and Grassland Administration/NFGA) China.

Sekawanan burung kuntul mencari makan di lahan basah muara Sungai Minjiang di Fuzhou, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 10 Mei 2024. Terletak di sepanjang rute migrasi burung antara Asia Timur dan Australasia, Fujian terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Provinsi ini memiliki jumlah spesies hewan dan tumbuhan liar yang termasuk tertinggi di China. Setiap tahun, kawanan burung migran dalam jumlah yang besar berkembang biak, tinggal selama musim dingin sebelum melanjutkan perjalanan migrasi, atau singgah di provinsi ini, dan sekitar 600 spesies burung telah tercatat di Fujian. (Xinhua/Wei Peiquan)

Menurut UNESCO, Suaka Burung Migran di Pesisir Laut Kuning-Teluk Bohai China (Fase II) merupakan perluasan berangkai dari properti bernama sama yang sudah terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia. Lima situs yang baru saja ditetapkan tersebut merupakan bagian dari Fase II, sedangkan suaka Fase I telah dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia pada 2019.

Sebagai bagian dari sistem lahan basah pasang surut terbesar di dunia, area di Ekoregion Laut Kuning ini menyediakan habitat penting bagi burung-burung yang bermigrasi di sepanjang Jalur Terbang Asia Timur-Australasia, yang membentang di sekitar 25 negara, mulai dari Arktika sampai ke Asia Tenggara dan Australasia.

Banner

Lahan basah tersebut memiliki fungsi ekologis unik sebagai tempat persinggahan yang sangat diperlukan bagi jutaan burung air, kata UNESCO.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan