Jakarta (Indonesia Window) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang merupakan merger dari tiga bank syariah BUMN, akan memiliki aset mencapai 214,6 triliun rupiah dengan modal inti lebih dari 20,4 triliun rupiah.
Dengan nilai tersebut, Bank Syariah Indonesia (BSI) masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari segi aset, dan 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan.
“Pengelolaan bank syariah BUMN hasil merger akan membantu mewujudkan salah satu tujuan dari penggabungan ini, yakni menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai jangkar dalam ekosistem industri halal dan mendukung visi untuk memosisikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi syariah dunia,” ujar Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, penggabungan bank syariah BUMN diperkirakan efektif pada 1 Februari 2021.
Abdullah menambahkan, gerak BSI yang merupakan gabungan dari PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) itu, diyakini juga akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di tanah air dan dunia.
BSI akan memiliki layanan keuangan syariah yang lengkap untuk beragam kebutuhan finansial bagi semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, affluent middle-class, investor, wholesale, dan korporasi.
BSI juga akan melayani tabungan untuk ibadah haji dan umrah, serta zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan solusi keuangan lainnya yang dijalankan dengan prinsip Syariah.
Seluruh layanan BSI didukung oleh teknologi perbankan digital berkelas dunia.
Selain itu, BSI juga akan ikut membiayai proyek-proyek infrastruktur berskala besar dan sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
BSI juga akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah yang kompetitif dan inovatif.
Laporan: Redaksi