Jakarta (Indonesia Window) – Para ahli yang hadir dalam forum wadah pemikir atau think tank menyerukan agar China dan ASEAN memperkuat kerja sama guna memanfaatkan secara lebih baik peluang yang dibawa oleh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional.
Forum Dialog Strategis Wadah Pemikir China-ASEAN ke-13 diadakan pada Rabu (15/12) di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, dengan lebih dari 200 pejabat pemerintah, pakar dan akademisi dari China dan ASEAN berpartisipasi, baik secara daring maupun luring.
Di bawah tema peluang dan masa depan baru bagi kerja sama China-ASEAN dengan latar belakang RCEP, para ahli bertukar pandangan dan menawarkan saran mengenai paradigma pembangunan “sirkulasi ganda” China, kerja sama bilateral pada era pascapandemik, kerja sama di bidang ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan, serta penguatan kerja sama ekonomi digital.
Para pakar meyakini bahwa menerapkan RCEP dan membangun sistem kerja sama terbuka di tengah tantangan yang dihadirkan lingkungan internasional yang terus berubah serta pandemik COVID-19 adalah kepentingan bersama China dan negara-negara anggota ASEAN.
Wakil Presiden Akademi Ilmu Sosial China, Gao Peiyong, meminta lembaga-lembaga think tank dari China dan ASEAN untuk lebih memperhatikan isu-isu strategis jangka panjang dalam pembangunan regional, menjajaki ide-ide baru, paradigma dan jalur globalisasi, serta memberikan lebih banyak saran terkait multilateralisme dan perdagangan bebas.
Wakil Ketua Kantor Penasihat Dewan Negara China, Zhang Yantong, melalui tautan video menyampaikan bahwa kedua belah pihak harus mengambil peluang untuk memanfaatkan sepenuhnya aturan RCEP sehingga memperlancar sirkulasi antara China dan ASEAN, dan membawa lebih banyak manfaat bagi kalangan usaha dan masyarakat, serta bersama-sama menciptakan contoh kerja sama regional yang sukses.
Sementara itu, Wakil Presiden Akademi Ilmu Sosial Vietnam, Dang Xuan Thanh, melalui tautan video juga menyampaikan bahwa ASEAN dan China memiliki tujuan pembangunan yang sama dan menghadapi tantangan bersama seperti perubahan iklim dan pandemik COVID-19, sehingga kedua belah pihak memerlukan hubungan yang lebih erat guna memastikan stabilitas rantai pasokan dan produksi agar mampu beradaptasi dengan perubahan di lingkungan regional dan internasional.
Laporan: Redaksi