Banner

Utang luar negeri RI turun 5,9 miliar dolar AS per November

Ilustrasi. (Vladimir Solomianyi on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun 5,9 miliar dolar AS pada November 2021 menjadi 416,4 miliar dolar AS dibanding bulan sebelumnya sebesar 422,3 miliar dolar AS, karena penurunan posisi ULN sektor publik yaitu pemerintah dan bank sentral serta sektor swasta, menurut Bank Indonesia (BI).

Secara tahunan posisi ULN November 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen (yoy) atau menurun dibandingkan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen (yoy), menurut keterangan resmi BI yang diterima di Jakarta, Senin,

ULN pemerintah pada November 2021 sebesar 202,2 miliar dolar AS, atau lebih rendah dibanding 204,9 miliar dolar AS di bulan sebelumnya. Nilai ini turun 0,7 persen (yoy). Padahal pada Oktober 2021 ULN pemerintah tumbuh 2,5 persen (yoy).

Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring sentimen global yang mendorong tren peningkatan imbal hasil surat utang AS pascapertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

Di sisi lain, pada November 2021 pemerintah menandatangani pinjaman dari lembaga multilateral yang digunakan untuk mendukung penanganan COVID-19 di antaranya dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Dukungan ULN pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan November 2021 antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, sebesar 17,9 persen dari total ULN pemerintah.

Sektor lainnya yang dibiayai ULN pemerintah adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 17,3 persen, jasa pendidikan 16,5 persen, konstruksi 15,5 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 12 persen.

Sejauh ini ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN pemerintah.

Sementara itu, ULN swasta kembali menurun dari 208,3 miliar dolar AS pada Oktober 2021 menjadi 205,2 miliar dolar AS pada November 2021, atau terkontraksi sebesar 2 persen (yoy) lebih dalam dibandingkan kontraksi 1 persen (yoy) pada periode sebelumnya.

ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 76,4 persen dari total ULN swasta.

ULN Indonesia pada November 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB (Produk Domesti Bruto) yang tetap terjaga di kisaran 35,5 persen atau menurun dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,1 persen.

ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa mencapai 89 persen dari total ULN.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan