Banner

Pakar Spanyol desak negara-negara untuk beradaptasi dengan tantangan demografis

Sejumlah perawat merawat bayi yang baru lahir di sebuah rumah sakit di Yongzhou, Provinsi Hunan, China tengah, pada 12 Mei 2022. (Xinhua/Jiang Keqing)

Tingkat kesuburan global mengalami penurunan menjadi sekitar 2,4 anak per wanita, turun dari sekitar lima anak pada pertengahan 1960-an.

 

Barcelona, Spanyol (Xinhua) – Pemerintah di seluruh dunia harus beradaptasi dengan tantangan demografis saat masyarakat yang menua dan tingkat kesuburan yang menurun menjadi isu global yang kian mendesak, seperti diungkapkan seorang pakar dari Spanyol pada Hari Populasi Sedunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (11/7).

Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, Albert Esteve, Direktur Center for Demographic Studies (CED) di Autonomous University of Barcelona (UAB), menyoroti sifat yang saling berhubungan dari populasi yang menua dan tingkat kesuburan yang menurun, seraya menekankan perlunya mengatasi perubahan demografis yang lambat namun signifikan tersebut.

Dirinya menekankan bahwa perubahan demografis merupakan satu dari 10 tantangan terbesar umat manusia, selain perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan kemiskinan.

Esteve mengungkapkan tingkat kesuburan global sebagai faktor penentu tren populasi. Menurut data PBB, tingkat kesuburan mengalami penurunan menjadi sekitar 2,4 anak per wanita, turun dari sekitar lima anak pada pertengahan 1960-an. “Semakin jauh tingkat kesuburan turun di bawah angka dua, semakin cepat pula populasi menurun,” tambahnya.

Banner
Tingkat kesuburan global mengalami
Seorang perawat merawat bayi yang baru lahir, di sebuah rumah sakit di Ulanqab, Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, pada 10 Februari 2024. (Xinhua/Lian Zhen)

Bahkan di negara-negara berpenduduk padat seperti China dan India, Esteve mencatat adanya penurunan tingkat kelahiran, seraya memperingatkan bahwa populasi global dapat mulai menurun ketika Afrika sub-Sahara mengalami penurunan serupa.

Spanyol menghadapi tantangan demografis yang berbeda serta diperburuk oleh harapan hidup yang tinggi, tingkat kesuburan yang rendah, imigrasi yang signifikan, dan ekonomi yang lebih lemah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, kata Esteve.

“Perbedaan antara Spanyol dan Swedia, misalnya, bukanlah karena orang Spanyol menginginkan lebih sedikit anak atau mereka tidak menginginkan anak sebelum berusia 30 tahun. Sebaliknya, ketika orang Swedia mulai memiliki anak, banyak dari mereka yang sudah memiliki kelimpahan materi, seperti rumah atau pekerjaan yang aman,” jelasnya.

Meskipun pemerintah tidak dapat membalikkan tren demografis, profesor itu menyarankan sejumlah strategi seperti memberikan insentif untuk tingkat kelahiran yang lebih tinggi di kalangan pasangan muda dan meningkatkan dukungan sosial bagi populasi lansia.

Foto yang diabadikan pada 28 Mei 2024 ini menunjukkan para lansia yang sedang bercengkerama di sebuah taman di Ankara, Turkiye. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Dirinya juga menganjurkan untuk menyesuaikan usia pensiun guna mengakomodasi harapan hidup yang lebih panjang.

Esteve menambahkan bahwa imigrasi memainkan peranan penting dalam mengatasi penurunan tingkat kesuburan dan menjaga produktivitas. Berkaca pada evolusi demografis Spanyol selama 25 tahun terakhir, dia mencatat adanya peningkatan yang signifikan pada populasi kelahiran asing, yang saat ini mencakup sekitar 20 persen dari total populasi.

Banner

“Integrasi para imigran akan membentuk masyarakat kita secara mendalam dalam beberapa dasawarsa mendatang,” ujar Esteve, sembari menyoroti implikasi demografis dan sosiologis dari transformasi yang sedang berlangsung ini.

Sebuah keluarga melakukan swafoto di dalam aula utama Ruang Deputi dalam acara open-door untuk memperingati Hari Anak Internasional di Istana Parlemen Rumania di Bucharest, Rumania, pada 1 Juni 2024. (Xinhua/Cristian Cristel)

Hari Populasi Sedunia PBB, yang diperingati setiap tahun pada 11 Juli sejak 1989, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu populasi global, termasuk tingkat kesuburan, harapan hidup, kemiskinan, migrasi, dan urbanisasi.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan