Banner

Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut buku Taufan Al Aqsa sebagai upaya literasi bela Palestina

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon memberikan sambutan pada Konferensi Nasional Dalam Rangka Merayakan Kemenangan Palestina dan Gaza, serta Peluncuran Buku ‘TAUFAN AL AQSA’, di gedung MPR RI Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Taufan Al Aqsa merupakan catatan perjuangan rakyat Palestina yang “sejalan dengan dukungan rakyat Indonesia” untuk kemerdekaan Palestina.

Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengapresiasi buku karya Ustadz Fahmi Salim berjudul ‘Taufan Al Aqsa’, menyebutnya sebagai catatan perjuangan rakyat Palestina yang “sejalan dengan dukungan rakyat Indonesia” untuk kemerdekaan Palestina.

“Buku Taufan Al Aqsa adalah dukungan rakyat Indonesia untuk Palestina dalam literasi. Buku ini penting untuk memahami perjuangan Palestina dalam upaya mereka menuju kemerdekaan dan kedaulatannya,” ujar Fadli Zon dalam sambutan pada Konferensi Nasional Dalam Rangka Merayakan Kemenangan Palestina dan Gaza, serta Peluncuran Buku TAUFAN AL AQSA, yang digelar oleh Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), di gedung MPR RI Jakarta, Jumat.

Taufan Al Aqsa merupakan
Suasana Konferensi Nasional Dalam Rangka Merayakan Kemenangan Palestina dan Gaza, serta Peluncuran Buku ‘TAUFAN AL AQSA’, di gedung MPR RI Jakarta, Jumat (31//1/2025). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Menurut dia, dukungan dari civil society, NGO (non-governmental organization), dan masyarakat Indonesia secara luas dalam membela Palestina tidak pernah absen. “Pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza, penyediaan beasiswa bagi mahasiswa Palestina untuk belajar di Indonesia, dan bantuan-bantuan kemanusiaan yang lain selalu mengalir lewat berbagai macam jalur.”

“Dukungan Indonesia untuk Palestina juga selalu kita sampaikan di setiap forum-forum internasional, seperti BRICS, G20, G8, dan forum parlemen dunia. Secara konsisten kita tegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di dunia harus dihapuskan,” tegas Fadli Zon, seraya menambahkan, Indonesia akan terus mendukung segala bentuk perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Palestina hingga menjadi negara yang berdaulat.

Di Liga Parlemen Dunia Untuk Al Quds dan Palestina, lanjutnya, berbagai isu dan narasi untuk membela kepentingan Palestina senantiasa disuarakan.

Banner

“Pada P20 di India setelah 7 Oktober 2023, kita sampaikan bahwa Barat menerapkan standar ganda dalam melihat konflik Palestina. Di satu sisi mereka membela Ukraina yang diambil wilayahnya oleh Rusia, namun dalam kasus yang sama dan hampir bersamaan waktunya, mereka tidak mendukung Palestina,” urainya.

Sikap double standard tersebut, lanjutnya, justru menunjukkan “Barat semakin kehilangan moral guidance, dengan seolah-olah membela hak asasi manusia, tapi justru membiarkan korban terus berjatuhan di Gaza, hingga 70 persen (dari lebih 46.000 korban meninggal) merupakan perempuan dan anak-anak.”

“Kita tidak bisa menolerir penjajahan di atas muka Bumi,” tegasnya.

Taufan Al Aqsa merupakan
Konferensi Nasional Dalam Rangka Merayakan Kemenangan Palestina dan Gaza, serta Peluncuran Buku ‘TAUFAN AL AQSA’, di gedung MPR RI Jakarta, Jumat (31//1/2025). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Dalam sambutannya tersebut, Menteri Kebudayaan RI mengatakan, “Setiap hari kita melihat korban jatuh di Gaza, dan banyak yang mengira Gaza akan mudah diduduki dengan persenjataan yang canggih dan luar biasa. Tapi kenyaataan berkata lain. Kekuatan rakyat dan determinasi warga Palestina di Gaza, bahkan bisa mengalahkan Israel yang didukung oleh negara-negara besar, termasuk negara adidaya.”

“Januari 2025 merupakan momen bersejarah bagi masyarakat Gaza yang mengawali gencatan senjata. Ini tahun yang sangat penting untuk memulihkan wilayah yang diduduki oleh Israel selama berpuluh-puluh tahun sejak 1948. Kita menginginkan pemulihan wilayah dan kedaulatan Palestina tercipta sesuai dengan batas-batas 1967,” seru Fadli Zon.

Gencatan senjata di Gaza menunjukkan kemajuan dalam upaya menciptakan perdamaian di Gaza. Namun demikian, “Tentu kita tidak bisa lengah karena masih banyak masalah yang harus kita selesaikan,” tuturnya.

Banner

“Masih ada tanggung jawab moral internasional dalam memastikan warga Gaza kembali ke rumah mereka dan tempat mereka dengan selamat, serta mengamankan koridor kemanusiaan yang belum dibuka secara penuh, baik yang melalui Mesir maupun Yordania. Ini penting untuk kita dorong,” tegas Fadli Zon.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan