Banner

Krisis Gaza yang berkepanjangan ganggu sektor pariwisata Yordania

Orang-orang menghadiri sebuah konser di Teater Romawi (Roman Theater) bersejarah di Amman, Yordania, pada 15 Juli 2023. (Xinhua/Mohammad Abu Ghosh)

Sektor pariwisata Yordania terpukul oleh konflik mematikan di Gaza, Palestina, yang berkepanjangan, dengan penurunan sebesar 50-75 persen dalam tingkat okupansi dan reservasi hotel pada periode dua bulan setelah dimulainya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober lalu.

 

Amman, Yordania (Xinhua) – Konflik mematikan yang berkepanjangan di Jalur Gaza telah berdampak negatif terhadap sektor pariwisata Yordania dan membayangi perekonomian negara tersebut, demikian diungkapkan oleh para pelaku industri baru-baru ini.

Sebuah laporan terbaru dari Bank Dunia tentang ekonomi Yordania mengindikasikan bahwa pecahnya konflik di Timur Tengah dan kekhawatiran akan perpanjangan atau eskalasi konflik tersebut membawa risiko tinggi bagi ekonomi negara kerajaan itu, yang diperkirakan akan tumbuh 2,6 persen pada 2023 dan turun tipis ke angka 2,5 persen pada 2024.

Bahkan dalam kasus konflik yang terkendali, negara-negara tetangga mungkin masih dianggap sebagai destinasi yang berisiko. Hal tersebut dapat berdampak terhadap transaksi luar negeri Yordania, mengingat pemulihan pendapatan perjalanan yang signifikan sejak 2021 merupakan kunci dalam mendukung transaksi berjalannya, menurut laporan itu.

Saba Ajlouni, manajer operasional di sebuah perusahaan pariwisata di Amman, ibu kota Yordania, mengatakan kepada Xinhua bahwa mereka telah menerima banyak pembatalan.

Banner

“Tentu saja, konflik di Gaza berdampak negatif terhadap sektor pariwisata Yordania. Biasanya periode ini menjadi musim yang baik untuk pariwisata di Yordania, namun sayangnya, ada banyak pembatalan yang kami terima,” ujarnya.

“Kami mencatat penurunan yang signifikan dalam hal tingkat okupansi hotel. Kami melaporkan penurunan dalam hal reservasi hotel sebesar 50 persen menurut menteri pariwisata. Namun, kami tidak memperkirakan dampak jangka panjang dari perang terhadap sektor pariwisata,” imbuh Ajlouni.

Laporan awal dari agen-agen pariwisata menunjukkan adanya penurunan sebesar 50-75 persen dalam tingkat okupansi dan reservasi hotel pada periode dua bulan setelah dimulainya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober, kata Bank Dunia.

Sektor restoran dan hotel, yang masih menjadi sektor kecil dalam produk domestik bruto dengan kontribusi sebesar 1,5 persen, berkaitan erat dengan sektor-sektor penting lainnya dalam ekonomi Yordania, terutama perdagangan grosir dan retail, transportasi, dan konstruksi, tambah Bank Dunia.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan