Jakarta (Indonesia Window) – Rusia perlu mengkompensasi sekitar 40-45 persen dari defisit impornya dalam jangka pendek, kata Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, dalam sebuah wawancara dengan CNN baru-baru ini.
“Kami sekarang bahkan merasa sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan,” kata Peskov.
“Tentu kami memahami masalah kami, kami memahami bahwa dalam waktu yang sangat singkat kami harus mengkompensasi penurunan impor yang cukup signifikan lebih dari 40-45 persen,” imbuhnya.
Peskov menekankan bahwa sanksi ekonomi yang “belum pernah terjadi sebelumnya” yang dijatuhkan oleh Barat pada Rusia bertujuan untuk membawa “efek penting”, tetapi itu “tidak terjadi.”
“Untuk menata kembali impor, kami harus menata kembali arah impor. Untuk mengimbangi arah barat, dengan meningkatkan impor dari arah timur,” tuturnya.
Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Rusia mengakui Republik Donbass sesuai dengan konstitusi (Donetsk People’s Republic) dan LPR (Lugansk People’s Republic) dalam batas-batas wilayah Donetsk dan Lugansk pada awal 2014.
Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala Republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Pemimpin Rusia itu menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, seraya menegaskan bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.
Setelah itu, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lain mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi terhadap individu dan bisnis Rusia.
Sumber: TASS
Laporan: Redaksi