Jakarta (Indonesia Window) – Pemimpin Arab Saudi Raja Salman pada Selasa mengutuk serangan terhadap fasilitas perusahaan minyak Aramco dan memastikan bahwa kerajaan itu mampu menangani ‘serangan pengecut’ tersebut, demikian dilaporkan Arabnews.
“Serangan-serangan ini tidak ditujukan pada instalasi vital Arab Saudi, tetapi mengancam ekonomi global,” kata Raja Salman.
Dia menekankan bahwa Arab Saudi akan terus mempertahankan wilayah dan fasilitasnya dari mereka yang menyerang kerajaan.
Dia meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan lebih keras dalam menghentikan serangan ini.
Sementara itu, Dewan Menteri Saudi mengatakan bahwa serangan ini mengancam perdamaian dan keamanan internasional.
Serangan
Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah terjadi serangan pesawat tanpa awak (drone) terhadap dua fasilitas minyak utama di Arab Saudi, menurut laporan Al Jazeera.
Serangan yang terjadi sebelum fajar pada Sabtu (14/9) tersebut menghancurkan lebih dari setengah produksi minyak mentah dari eksportir utama dunia itu atau sebanyak lima persen dari pasokan minyak global serta menyebabkan kerugian pada produksi sebesar 5,7 juta barel per hari.
Pemberontak Houthi Yaman, yang terlibat dalam perang dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi sejak 2015, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan memperingatkan Arab Saudi bahwa sasarab mereka “akan terus berkembang”.
Laporan: Redaksi