Jakarta (Indonesia Window) – Produsen terbesar gula di Kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia Al Khaleej Sugar Co. (AKS) berminat untuk berinvestasi di Indonesia senilai 2 miliar dolar AS atau sekitar 28,68 triliun rupiah, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Investasi AKS tersebut ditujukan untuk mengembangkan etanol di Tanah Air.
“AKS akan berinvestasi untuk pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Agus Gumiwang dalam pernyataan yang diterima, Ahad.
Komitmen tersebut disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal Al-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair, saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Dubai, Selasa (2/11).
Menperin menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi energi dan pemenuhan lahan.
Selain itu, Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien di masa depan.
“AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif,” ujarnya.
Upaya ini sejalan dengan upaya mengurangi emisi karbon dengan mencari sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan etanol dalam pengembangan energi adalah salah satu alternatif untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi.
Selain sebagai bahan bakar, lanjut Agus, pemanfaatan etanol gula dapat mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi.
“Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun,” tuturnya.
Pabrik gula AKS di Dubai berkapasitas 6.000 ton gula per hari.
Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar 14 miliar dolar AS.
“Kebutuhan gula nasional sekitar 6,7 juta ton. Ada beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital. Kehadiran AKS di Indonesia, Insya Allah dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional,” ujar menperin.
Laporan: Redaksi