Banner

Presiden Jokowi dorong kemitraan ASEAN-AS dalam perubahan iklim

Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Washington DC, Jumat (13/5/2022). (Sekretariat Presiden RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tiga hal penting terkait penanganan perubahan iklim dalam pertemuan para pemimpin negara-negara ASEAN dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, Jumat (13/5) waktu setempat.

“Pembiayaan iklim yang harus terpenuhi, kerja sama transisi energi diperkuat, dan investasi di ekonomi hijau harus ditingkatkan,” ungkap presiden dalam pertemuan tersebut yang khusus membahas isu perubahan iklim, transformasi energi bersih,dan infrastruktur yang berkelanjutan.

Terkait pembiayaan iklim, kepala negara mendorong komitmen negara maju lainnya untuk memenuhi semua komitmennya dalam pencapaian NDC (Nationally Determined Contributions) secara global.

Menurut Presiden Jokowi, pada periode 2000-2019, ASEAN hanya memperoleh 56 miliar dolar AS atau sekitar 10 persen dari total dukungan pembiayaan iklim negara maju.

“Saya harus terus terang bahwa komitmen negara maju untuk implementasi isu pembiayaan iklim sangat rendah. Kondisi ini menjadi penghambat pencapaian NDC secara global,” ujar presiden.

Selain itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN berkomitmen meningkatkan proporsi energi baru terbarukan dari 14 persen pada 2018 menjadi 23 persen pada 2025.

“Upaya ini memerlukan investasi dan teknologi setidaknya 367 miliar dolar AS di sektor energi bersih. Di Indonesia, transisi energi 8 tahun ke depan membutuhkan 30 miliar dolar AS,” ucap Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, dia juga menyampaikan potensi besar yang dimiliki Indonesia terkait transisi energi, yaitu potensi energi terbarukan sekitar 437 gigawatt baik dari energi surya, bayu maupun panas bumi yang saat ini pemanfaatannya baru mencapai 0,3 persen dari total potensi.

“Indonesia juga miliki potensi besar sebagai hub pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan yang akan kita butuhkan lima tahun ke depan,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu terkait investasi ekonomi hijau, dia mengungkapkan potensi peluang ekonomi yang besar dalam pengembangan ekonomi hijau. Oleh karena itu diperlukan mekanisme yang mempertemukan tidak saja sektor pemerintah, namun juga dunia usaha.

“Investasi di sektor infrastruktur hijau bisa menjadi unsur penting kolaborasi ASEAN-AS yang membutuhkan setidaknya 2 triliun dolar AS dalam 1 dekade mendatang,” ujar presiden.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim John Kerry, Menteri Energi AS Jennifer M. Granholm, dan Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani. Sementara Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengikuti acara di ruangan terpisah.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan