Banner

Dalam jangka pendek, tampaknya kecil kemungkinan untuk mengembalikan jumlah tenaga kerja di AS yang mengalami kelangkaan seperti level prapandemi “karena populasi yang menua”.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah tenaga kerja di AS menyusut sejak merebaknya pandemi COVID-19, sementara pensiun dini, tingkat imigrasi yang lebih rendah, dan populasi yang menua masih akan memperburuk kelangkaan tenaga kerja, menurut laporan kantor berita AFP pada Ahad (14/8).

Pada Juni, lebih dari 10 juta lowongan pekerjaan tidak terisi, sementara jumlah pencari kerja tercatat kurang dari 6 juta, menurut data terbaru yang dirilis oleh Kamar Dagang AS.

Di antara orang-orang yang berhenti bekerja pada musim semi 2020 ketika pandemik mulai menghantam perekonomian AS, jutaan orang memilih untuk pensiun dini, khawatir akan kesehatan mereka dan dengan aset yang cukup berkat pasar saham yang saat itu sedang bergairah dan harga real estate yang tinggi, demikian dilaporkan AFP mengutip para analis.

Dalam jangka pendek, tampaknya kecil kemungkinan untuk mengembalikan jumlah tenaga kerja seperti level prapandemi “karena populasi yang menua,” demikian seorang analis memperingatkan.

Selain itu, sejumlah pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump dan dampak pandemik menyebabkan jumlah warga negara asing yang masuk ke negara itu berkurang drastis.

Sejumlah analis yang dikutip oleh media Prancis itu menyarankan berbagai langkah yang perlu diambil untuk mengurangi kelangkaan tenaga kerja, termasuk memperlambat aktivitas belanja masyarakat AS agar kebutuhan akan karyawan di perusahaan-perusahaan berkurang.

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan