Penjualan mobil bertenaga bensin dan diesel akan dilarang di Uni Eropa pada 2035 meskipun sejumlah produsen mobil sport mengeluh bahwa baterai yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik bertenaga tinggi akan membuat mobil terlalu berat untuk memenuhi standar pabrikan.
Roma, Italia (Xinhua) – Para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Selasa (28/3) menyetujui larangan produksi dan penjualan mobil baru menggunakan mesin bahan bakar fosil tradisional pada 2035. Namun, penentangan dari empat menteri menyoroti perpecahan antara negara-negara anggota atas masalah tersebut.
Italia, Bulgaria, dan Rumania abstain dari pemungutan suara pada Selasa, sementara Polandia memberikan suara menentang langkah baru tersebut, yang bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dengan mempercepat transisi ke kendaraan listrik.
Republik Ceko juga menyatakan penentangannya terhadap langkah tersebut, meskipun menteri energi negara itu akhirnya memilih untuk mendukungnya.
Kendati legislasi yang disetujui pada Selasa tersebut tidak secara eksplisit melarang penjualan mobil bertenaga bensin dan diesel, legislasi itu menyerukan agar emisi gas rumah kaca dari mobil baru dihilangkan pada 2035. Ini berarti tidak ada mobil baru yang menggunakan mesin pembakaran internal konvensional yang dapat dijual setelah tahun itu.
Emisi dari kendaraan mewakili sekitar seperempat dari total emisi gas rumah kaca UE.
Namun, Roma, Sofia, Warsawa, dan Bukares berusaha untuk melonggarkan aturan baru itu, atau menunda batas waktu penerapan langkah tersebut.
Sementara itu, Jerman pada Sabtu (25/3) mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa, dan kemudian memberikan suara mendukung langkah tersebut. Kesepakatan Jerman itu memungkinkan untuk melanjutkan penjualan kendaraan nonlistrik yang menggunakan bahan bakar sintetis yang tidak berpolusi.
Kesepakatan dengan Jerman tersebut merupakan kunci untuk mendapatkan persetujuan untuk langkah yang lebih luas, yang semula dijadwalkan untuk dilakukannya pemungutan suara pada November tahun lalu.
“Kami bersepakat dengan Jerman tentang penggunaan e-fuel pada mobil di masa depan,” seperti diumumkan Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Kesepakatan Hijau Eropa Frans Timmermans di media sosial. “Kami kini akan bekerja untuk sesegera mungkin mendapatkan standar CO2 terhadap peraturan mobil yang telah diadopsi, dan Komisi ini akan segera menindaklanjuti dengan langkah-langkah hukum yang diperlukan.”
Italia telah melobi pengecualian yang lebih umum untuk mobil yang menggunakan bahan bakar hayati dengan jangkauan yang lebih luas. Pada Selasa, Menteri Lingkungan Italia Gilberto Pichetto Fratin mengatakan bahwa negaranya “percaya bahwa bahan bakar hayati juga dapat masuk dalam kategori bahan bakar netral dalam hal keseimbangan CO2 secara keseluruhan, dan berkontribusi pada dekarbonisasi progresif di sektor ini.”
Negara-negara yang menentang langkah itu mengatakan mereka khawatir bahwa transisi penuh dari mobil bertenaga bensin dan diesel dalam waktu 12 tahun akan mendorong harga kendaraan melonjak terlalu tinggi dengan cepat, menambah tekanan inflasi dan menjadi faktor penghambat pada pertumbuhan ekonomi.
Produsen mobil sport Jerman Porsche dan saingannya dari Italia Ferrari juga mengeluh bahwa baterai yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik bertenaga tinggi akan membuat mobil terlalu berat untuk memenuhi standar pabrikan.
Laporan: Redaksi