Pengembangan jaringan 5G di China mencatat kemajuan yang stabil, dengan jumlah stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G di negara itu mencapai 2,73 juta, terhitung 24,5 persen dari total BTS seluler naisonal, hingga akhir April.
Beijing, China (Xinhua) – China mencatat kemajuan yang stabil dalam hal pengembangan jaringan 5G-nya, demikian disampaikan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China pada Rabu (24/5).
Hingga akhir April, jumlah stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G di China mencapai 2,73 juta, terhitung 24,5 persen dari total BTS seluler di negara itu.
Wilayah bagian timur memimpin dalam hal pengembangan dan penggunaan 5G, tercatat 1,29 juta BTS 5G hingga akhir bulan lalu, terhitung lebih dari 47 persen dari total BTS 5G di China, menurut kementerian itu.
Jumlah pengguna 5G berkembang pesat. Hingga akhir April, jumlah pengguna ponsel 5G dari tiga raksasa telekomunikasi China, yakni China Mobile, China Telecom, China Unicom, mencapai 634 juta, naik 73,08 juta dibandingkan akhir tahun lalu.
Base transceiver station
Hingga akhir April 2023, Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut telah membangun 39.000 base transceiver station (BTS) 5G, di tengah upaya kawasan itu untuk mendorong jaringan 5G, kata otoritas setempat pada Rabu (17/5).
Saat ini, semua kota setingkat prefektur di daerah itu, semua wilayahnya, dan 99,16 persen kota kecilnya tercakup oleh jaringan 5G. Terdapat 15 BTS 5G untuk setiap 10.000 penduduk di Xinjiang.
Tahun lalu, industri informasi dan komunikasi Xinjiang menginvestasikan 1,7 miliar yuan untuk membangun stasiun pemancar 5G, kata Ma Zhuqing, kepala administrasi komunikasi daerah itu.
Xinjiang juga sedang mempercepat integrasi dan inovasi aplikasi industri 5G utamanya, dengan 70 aplikasi 5G utama di sejumlah industri terkait sedang digarap, termasuk pembangunan pelabuhan darat pintar di pusat pemuatan dan distribusi kargo kereta barang China-Eropa (Urumqi), kata Ma.
*1 yuan = 2.126 rupiah
Laporan: Redaksi