Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperkuat pengawasan terhadap usaha pertambangan mineral dan batu bara (minerba) melalui penerapan teknologi machine learning dan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan dalam mengelola citra dan geo data sets.
“Kami akan terus melakukan pengawasan yang terpadu dengan menggunakan kombinasi media digital sehingga perbaikannya dapat dilakukan segera,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko dalam keterangan tertulis pada Ahad.
Sujatmiko menjelaskan, optimalisasi teknologi diharapkan memberikan manfaat yang lebih besar dalam aktivitas pertambangan, serta meningkatkan kontribusi minerba dalam memajukan perekonomian nasional.
Menurutnya, pemanfaatan sumber daya batu bara yang mencapai 143,7 miliar ton dengan cadangan sebanyak 38,8 miliar ton bertujuan menjawab berbagai isu tentang energy trilemma, yakni ketahanan energi, keterjangkauan energi, dan keberlanjutan energi.
“Walaupun banyak orang mengatakan batu bara sebagai sumber energi yang kotor, namun batu bara bisa digunakan untuk sumber energi yang berkecukupan dan terjangkau untuk masyarakat,” ujar Sujatmiko.
Sepanjang 2020, kontribusi mineral dan batu bara dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 34,65 triliun rupiah.
Selain itu, total produksi batu bara nasional mencapai 564 juta ton dengan 138 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri pada tahun lalu.
Sebagai bentuk kepedulian atas isu lingkungan, pemerintah terus mendorong penerapan clean coal technology untuk mencapai low carbon emission (emisi karbon rendah).
Laporan: Redaksi