Jakarta (Indonesia Window) – Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang akan memulai layanan pada Desember 2020 diharapkan mengekspor 600.000 mobil hingga 2025, dengan proyeksi total nilai ekspor sebesar 110 triliun rupiah.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) pada Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengatakan ada enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnis.
“Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan bahwa Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor otomotif dengan mengedepankan konsep Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam setiap aktivitas, mulai dari pengangkutan produk, pengiriman, custom clearance, hingga pre-inspection.
Dengan demikian, proses operasional di Patimban dapat menekan waktu tunda atau delay yang tidak perlu.
“Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku. Sehingga pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama dalam menunjang produktivitas,” ujar Taufiek.
Dia yakin bahwa optimalisasi pelabuhan Patimban dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif nasional.
Selain itu, pengelola pelabuhan Patimban harus menyiapkan tenaga terampil untuk mengurus beragam kebutuhan dan pelayanan khusus bagi mobil yang akan dikirim ke negara lain.
“Artinya, pelabuhan menangkap semua kebutuhan yang ada di sektor otomotif secara optimal,” jata Taufiek.
Pelabuhan Patimban saat ini sedang dalam proses penyelesaian tahap pertama pembangunan terminal peti kemas seluas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 setara duapuluh kaki (TEUs) dan terminal otomotif seluas 25 hektar yang dapat menampung 21.000 mobil built up (CBU).
Ruas yang sudah siap pakai adalah dermaga kendaraan berukuran 350 meter x 33 meter dengan kapasitas 21.000 mobil CBU. Selain itu, jalan akses sepanjang 8,2 kilometer dari jalan raya utama juga sudah selesai.
Pada 2021 terminal peti kemas seluas 66 hektare dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEUs dan terminal mobil dengan kapasitas kumulatif 600.000 mobil CBU serta terminal RoRo (roll-on/roll-off) sepanjang 200 meter akan dibangun.
Laporan: Redaksi