Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) menjadi “platform sempurna” untuk bertukar gagasan dalam industri fesyen dan tekstil global.
Barcelona, Spanyol (Xinhua) – Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) menjadi “platform sempurna” untuk bertukar gagasan dalam industri fesyen dan tekstil global, demikian disampaikan oleh seorang perwakilan senior dari raksasa fesyen Spanyol, Inditex, kepada Xinhua dalam sesi wawancara pada Kamis (28/9).
Ini akan menjadi kali keempat Inditex, pemilik merek-merek terkenal seperti Zara, Bershka, Massimo Dutti, dan Stradivarius, berpartisipasi dalam pameran perdagangan tersebut. CIIE menyasar globalisasi ekonomi, serta membuka pasar China bagi dunia.
“CIIE menjadi platform sempurna bagi kami untuk terus belajar dan bertukar gagasan dengan para pelaku industri, pemangku kepentingan, dan mitra yang paling inspiratif dan relevan,” tutur Amy Yu, Kepala Divisi Komunikasi Inditex China Raya, kepada Xinhua.
“Ini merupakan platform internasional yang menerima para pemangku kepentingan domestik dan internasional, jadi ini jelas menjadi peluang bagi kami untuk terhubung baik di dalam maupun luar negeri,” imbuh Yu.
CIIE edisi tahun ini akan menjadi edisi keenam dari pameran itu, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan China dan Pemerintah Rakyat Kota Shanghai. Ajang tersebut akan digelar di National Exhibition and Convention Center di Shanghai pada 5 hingga 10 November.
Sekitar 150.000 tenaga profesional di bidang bisnis dari 100 lebih negara dan kawasan di seluruh dunia diperkirakan akan berpartisipasi, menurut pihak penyelenggara pameran. Aktivitas yang akan digelar dalam CIIE tahun ini meliputi pertemuan networking, seminar dan lokakarya, serta peluncuran berbagai produk baru.
Zara membuka toko pertamanya di Hong Kong, China, pada 2004, kemudian membuka toko lainnya di Shanghai pada 2006, yang juga menjadi kantor pusat regional Inditex di Asia. Perusahaan itu kini mengoperasikan 50 toko di seluruh penjuru China untuk empat mereknya (Zara, Zara Home, Massimo Dutti, dan Oysho).
“China bukan sekadar pasar retail yang menjadi lokasi pengoperasian toko dan berbagai merek kami, tetapi juga menjadi pusat talenta, serta tempat kami terus mendapatkan inspirasi,” kata Yu. “Aktivitas bisnis kami dimulai di China sejak tahun 1990-an, ketika kami memulai kerja sama dengan pemasok tekstil lokal.”
Yu menggarisbawahi bahwa keterlibatan perusahaan Spanyol tersebut di China melebihi urusan bisnis hingga menjangkau bidang keterlibatan sosial (social engagement).
Perusahaan itu bekerja sama dengan Yayasan Perkembangan Pemuda China (China Youth Development Foundation) dan 33 sekolah di China guna membantu lebih dari 5.000 siswa, serta menjalin kerja sama dengan Yayasan Perlindungan Lingkungan China (China Environmental Protection Foundation) untuk donasi pakaian dan proyek daur ulang, katanya.
Laporan: Redaksi