Banner

Fokus Berita – Israel intensifkan serangan ke Gaza saat warga Gaza dan Israel peringati 2 tahun agresi

Kepulan asap terlihat dari sebuah bangunan tempat tinggal yang ambruk pascaserangan udara Israel di Gaza City, pada 5 September 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Militer Israel melancarkan serangan udara dan artileri di berbagai lokasi di Jalur Gaza, bertepatan dengan peringatan dua tahun konflik Israel-Hamas.

 

Gaza/Yerusalem, Palestina/Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Militer Israel melancarkan serangan udara dan artileri di berbagai lokasi di Jalur Gaza pada Selasa (7/10), bertepatan dengan peringatan dua tahun konflik Israel-Hamas.

Sumber-sumber dan saksi mata setempat mengatakan kepada Xinhua pesawat tempur dan drone Israel menargetkan rumah dan apartemen di berbagai lokasi di Jalur Gaza, terutama di kawasan permukiman Sabra dan Tal al-Hawa di selatan Gaza City, kamp pengungsi Shati di sebelah barat kota itu, dan Kota Khan Younis di Gaza selatan.

Artileri Israel juga menggempur sebuah gedung apartemen di permukiman al-Rimal di pusat Gaza City dan sejumlah lokasi di kawasan permukiman al-Zeitoun, al-Sabra, Tal al-Hawa, Shuja’iyya, dan al-Tuffah.

Menurut beberapa sumber dan saksi mata, kendaraan militer bermuatan bahan peledak diledakkan di dekat area permukiman.

Banner

Mahmoud Basal, juru bicara Otoritas Pertahanan Sipil di Gaza, mengatakan kepada Xinhua serangan udara dan penembakan artileri di Jalur Gaza, khususnya Gaza City, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai sejumlah warga lainnya.

Warga Gaza melaporkan adanya bentrokan antara militan Palestina dan pasukan militer Israel di sebelah timur Khan Younis, di tengah tembakan dari helikopter yang terbang pada ketinggian rendah.

Radio Israel melaporkan militan Hamas menyerang posisi-posisi tentara Israel dan melancarkan serangan mortir dan rudal antitank, menewaskan sedikitnya satu tentara dan melukai lima lainnya.

Tidak ada komentar dari Hamas atau tentara Israel mengenai perkembangan di lapangan.

Serangan tersebut terjadi ketika negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas berlanjut selama dua hari berturut-turut di kota resor Mesir, Sharm El Sheikh.

Sementara itu, Hamas dalam sebuah pernyataan pers untuk peringatan dua tahun konflik tersebut mengatakan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel menandai “titik balik besar dalam lanskap politik dan militer di kawasan itu.”

Banner

Sementara itu, faksi-faksi perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, dalam sebuah pernyataan terpisah mengatakan “perlawanan dalam segala bentuknya akan tetap menjadi satu-satunya cara untuk menghadapi musuh, dan tidak ada yang berhak merampas senjata rakyat Palestina.”

Pada awal rapat kabinetnya di Ramallah, Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa mengatakan warga Jalur Gaza “membutuhkan solidaritas kolektif kita untuk menyembuhkan luka-luka mereka dan meringankan penderitaan mereka.”

Dirinya menekankan bahwa “hal ini hanya dapat dicapai dengan memungkinkan pemerintah Palestina untuk sepenuhnya menjalankan perannya dalam mengimplementasikan bantuan dan rencana pemulihan awal yang mengarah pada rekonstruksi, dengan dukungan dari semua saudara dan mitra kami untuk memperkukuh keteguhan rakyat kami di daerah kantong itu.”

Israel pada Selasa juga mengadakan acara peringatan dua tahun tersebut, guna menghormati para korban dan menyerukan pembebasan para sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Acara utama, yaitu Upacara Peringatan Nasional Keluarga 7 Oktober, berlangsung pada malam hari waktu setempat di Taman Yarkon, Tel Aviv, yang dihadiri ribuan orang. Upacara tersebut meliputi pidato dari para anggota keluarga korban dan sandera, serta penampilan dari puluhan penyanyi Israel.

Sejumlah upacara juga diadakan di desa-desa Israel di dekat Gaza, yang banyak warganya tewas dalam serangan Hamas pada 2023.

Banner

Hamas melancarkan serangan mendadak ke sejumlah permukiman dan posisi militer di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang merenggut nyawa 1.200 orang, menurut data resmi Israel.

Israel merespons dengan operasi militer besar-besaran ke Gaza, yang mengakibatkan 67.173 warga Palestina tewas, termasuk 20.179 anak-anak, 10.427 wanita, dan 4.813 warga lanjut usia, menurut otoritas kesehatan di Gaza.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan