Komitmen investasi baru dari China untuk Indonesia tercatat senilai 7,46 miliar dolar AS, mencakup sektor otomotif, energi baru, hingga perikanan.
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI) melaporkan telah mengantongi komitmen investasi baru senilai 7,46 miliar dolar AS dalam kunjungan kerja ke China sepanjang pekan lalu, yang mencakup sektor otomotif, energi baru, hingga perikanan.
Dalam kunjungan itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI Rosan Perkasa Roeslani mengunjungi pabrik dua raksasa mobil listrik China, yakni BYD dan Geely, untuk membahas rencana pembangunan pabrik mereka di Indonesia. Khususnya dalam kunjungan ke pabrik Geely, delegasi Rosan turut membahas peluang pengembangan kendaraan berbahan bakar metanol. Geely telah mengumumkan akan masuk ke pasar Indonesia dalam waktu dekat.
“Kami melihat bahwa di Indonesia, potensi pengembangan mobil berbahan bakar metanol sangat besar karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan kita tahu bahwa metanol itu salah satunya dapat dihasilkan dari sawit,” ungkap Rosan sebagaimana dikutip dari keterangan resminya.
Komitmen investasi baru senilai 7,46 miliar dolar AS itu berasal dari empat perusahaan. Pertama, Hongshi Holding Group berencana menginvestasikan 5 miliar dolar AS secara bertahap dalam proyek pengembangan kawasan industri, yang akan memproduksi silikon, polisilikon (bahan baku panel surya), baterai beserta komponennya, dan PLTU berkapasitas 2 GW.
Kedua, Jushi Group, sebuah produsen serat kaca (fiberglass), berencana menggelontorkan investasi sebesar 1 miliar dolar AS untuk tahap awal. Jushi melihat peluang meningkatnya permintaan serat kaca sebagai alternatif atap rumah, yang sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang ingin membangun lebih banyak perumahan. Perusahaan itu juga terbuka untuk berinvestasi di sektor lainnya, termasuk pertanian dan energi baru.
Ketiga, Wankai New Materials, bagian dari Zhink Group, juga menyampaikan komitmen untuk berinvestasi sebesar 1 miliar dolar AS di sektor petrokimia, terutama produksi polietilena tereftalat (PET). Investasi ini akan dilakukan dalam tiga tahap.
Keempat, Zhuhai Hongwan Ocean Fisheries, sebuah perusahaan di sektor perikanan, menyampaikan rencana investasi senilai 460 juta dolar AS dalam pengembangan sektor perikanan di Indonesia bagian timur.
Selain itu, Rosan juga bertemu dengan Huayou Holding Group, salah satu perusahaan China yang memiliki sejumlah proyek smelter nikel di Indonesia. Dalam pertemuan itu, pemerintah meminta Huayou membangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia.
Rombongan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI juga menggelar pertemuan dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC) untuk membahas potensi investasi di sektor sumber daya angin lepas pantai. Rosan juga melangsungkan pertemuan dengan raksasa badan usaha China, CITIC, guna mendiskusikan peluang kerja sama di berbagai program pemerintah, termasuk di sektor perumahan, pangan, dan ketahanan energi.
*1 dolar AS = 16.270 rupiah
Laporan: Redaksi