Banner

Kinerja sektor manufaktur Indonesia catat ekspansi dalam 28 bulan berturut-turut

Foto yang diabadikan pada 29 Desember 2023 ini menunjukkan dekorasi berbentuk ‘2024’ di Taman Fatahillah di Jakarta. (Xinhua/Xu Qin)

Kinerja sektor manufaktur Indonesia semakin membaik pada penutupan tahun 2023, yang juga menandai ekspansi dalam 28 bulan berturut-turut.

 

Jakarta, 2 Januari (Xinhua) — Kinerja sektor manufaktur Indonesia semakin membaik pada penutupan tahun 2023, yang juga menandai ekspansi dalam 28 bulan berturut-turut. Pemerintah Republik Indonesia (RI) optimistis kinerja manufaktur tahun ini akan semakin membaik.

Data terbaru dari S&P Global menunjukkan bahwa ekspansi manufaktur Indonesia tercermin dalam indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index/PMI) yang tercatat di angka 52,2 pada Desember 2023, yang juga merupakan rekor ekspansi tercepat sejak September sekaligus memperpanjang periode ekspansi dalam 28 bulan berturut-turut. Pembacaan di atas 50 menandakan pabrik-pabrik dalam kondisi ekspansi, sementara indeks di bawah 50 mencerminkan kontraksi.

Optimisme pelaku industri terhadap prospek penjualan pada 2024 juga menguat. Survei menunjukkan bahwa pesanan baru di masa mendatang meningkat mengingat kondisi permintaan yang membaik, termasuk permintaan dari luar negeri serta faktor ekspansi pada basis pelanggan. Hal ini mendorong kenaikan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian perusahaan pada bulan lalu.

“Indikator PMI pada masa mendatang, termasuk indeks penumpukan pekerjaan dan output masa depan juga menunjukkan tren positif terutama kepercayaan diri bisnis secara keseluruhan naik ke posisi dua tertinggi dalam kurun satu tahun,” kata Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, dalam laporan terbarunya pada Selasa (2/1).

Kementerian Perindustrian Indonesia menyebut peningkatan indeks PMI pada akhir tahun sejalan dengan survei internal mereka yakni Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2023 yang tercatat di angka yang signifikan untuk melanjutkan ekspansi selama 13 bulan. Dengan kinerja positif itu, pemerintah menargetkan sektor industri pengolahan tumbuh 5,8 persen tahun ini, lebih tinggi dari target tahun lalu yakni 4,8 persen.

Pemerintah optimistis kinerja manufaktur tahun ini semakin membaik, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis yang diklaim telah berjalan sesuai target.

“Hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level PMI di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. Kinerja baik ini tentu harus kita jaga dan tingkatkan,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resminya.

Namun, dia menyebut dua tantangan yang masih dihadapi pelaku industri domestik dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah, yaitu kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang belum berjalan optimal serta pengendalian impor.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan