Jakarta (Indonesia Window) – Kapasitas pemurnian dan pengolahan logam atau smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia yang mulai dibangun di Gresik, Jawa Timur akan mencapai 1,7 juta ton konsentrat per tahun atau 480.000 ton logam tembaga.
Dengan kapasitas tersebut, smelter yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik itu diharapkan dapat menciptakan nilai tambah produk tambang di dalam negeri, kata Presiden Joko Widodo pada acara peletakan batu pertama pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur, Selasa.
“Saya berharap kehadiran PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus di Gresik akan menjadi daya tarik bagi industri-industri lain untuk masuk ke KEK Gresik, khususnya industri turunan tembaga, untuk ikut berinvestasi di sini,” tutur kepala negara.
Selain itu, fasilitas yang dibangun di atas lahan seluas 100 hektare tersebut, akan menjadi smelter single line terbesar di dunia.
PT Freeport Indonesia, yang 51 persen sahamnya telah dikuasai oleh Indonesia, merupakan bagian dari MIND ID (Mining Industry Indonesia), yakni BUMN induk industri pertambangan.
Menurut presiden, pembangunan smelter di dalam negeri akan memperkuat hilirisasi industri, terutama karena Indonesia masuk dalam tujuh besar negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.
Dia mengatakan pemerintah akan meminta perusahaan tambang baik swasta maupun BUMN untuk melakukan hilirisasi agar komoditas tambang di Tanah Air memiliki nilai lebih tinggi.
Presiden menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan penuh guna meningkatkan iklim investasi di Indonesia, sehingga menjadi negara tujuan investasi.
Pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan tembaga tersebut menyerap setidaknya 40.000 tenaga kerja.
Laporan: Redaksi