Banner

Laporan sebut 1 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Kenya

Anak-anak menunggu pembagian makanan di Samburu County, Kenya, pada 30 Maret 2022. (Xinhua/Chrispinus Omar)

Jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan di Kenya mencapai 1 juta jiwa, turun dari 1,5 juta jiwa pada Februari lalau, menyusul hujan baru-baru ini yang meningkatkan produksi pangan, termasuk di daerah-daerah gersang.

 

Nairobi, Kenya (Xinhua/Indonesia Window) – Jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan di Kenya mencapai 1 juta jiwa, demikian menurut Otoritas Manajemen Kekeringan Nasional (National Drought Management Authority/NDMA) Kenya pada Jumat (16/8).

NDMA menyebutkan bahwa jumlah ini turun dari 1,5 juta jiwa pada Februari, dan badan tersebut mengaitkan penurunan itu dengan hujan baru-baru ini yang meningkatkan produksi pangan, termasuk di daerah-daerah gersang.

Dari 22 daerah gersang di negara Afrika Timur tersebut, hanya satu yang dilaporkan sedang dalam keadaan darurat, sementara situasi di daerah lainnya telah membaik.

Seorang anak laki-laki memuat jeriken air ke sepeda di sublokasi Kidemu di Kilifi County, Kenya, pada 23 Maret 2022. (Xinhua/Dong Jianghui)

“Jumlah anak-anak berusia 6 hingga 59 bulan yang memerlukan perawatan untuk malnutrisi akut telah berkurang menjadi 760.488 dari 847.932 pada Februari,” ujar NDMA dalam laporan bulan Juli yang dirilis di ibu kota Kenya, Nairobi.

Banner

Institusi tersebut menambahkan bahwa situasi diperkirakan akan semakin membaik setelah dimulainya musim hujan pada Oktober-Desember.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (Intergovernmental Authority on Development/IGAD), sebuah blok regional, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan di Tanduk Afrika mencapai 67 juta jiwa pada Juli, turun dari 74,9 juta jiwa pada Mei.

Dari jumlah tersebut, 39 juta jiwa di antaranya berada di negara-negara anggota IGAD, termasuk Djibouti, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Tanzania, Sudan, dan Uganda.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan