Banner

Industri kelapa jadi peluang baru penguatan kerja sama ekonomi Indonesia-China

Seorang pekerja mendorong angkong berisi kelapa di Desa Talaga di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, pada 12 Oktober 2022. (Xinhua/Opan)

Investasi untuk hilirisasi komoditas kelapa di Indonesia masih cukup lambat, terlihat dari masih rendahnya ekspor produk olahan kelapa Indonesia. Selama ini, Indonesia masih mengandalkan ekspor kelapa bulat ataupun kelapa parut dan kering.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Indonesia dan China menjajaki peluang penguatan kerja sama ekonomi baru melalui hilirisasi kelapa. Selain menjadi salah satu pasar utama ekspor kelapa bulat Indonesia, sejumlah perusahaan asal China juga mulai merealisasikan investasinya dengan membangun pabrik pengolahan produk turunan kelapa di dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor sebanyak 204,4 ribu ton kelapa ke China sepanjang Januari-Mei 2025, meningkat 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jenis kelapa yang dikirim mencakup kelapa utuh bulat hingga kelapa parut kering.

Seiring meningkatnya permintaan terhadap produk tersebut, perusahaan China semakin berminat untuk berinvestasi di industri kelapa Indonesia. Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia (RI) Rosan Roeslani sebelumnya mengatakan sebuah perusahaan asal China akan membangun sejumlah pabrik pengolahan kelapa di beberapa kota di Indonesia, yang nilai investasinya mencapai 100 juta dolar AS.

*1 dolar AS = 16.370 rupiah

Banner

“Kelapa kita yang tadinya diekspor ke China tanpa diolah, sekarang akan diolah di sini,” kata Rosan di Jakarta pada pekan lalu. Meski demikian, Rosan belum merincikan nama perusahaan dan lokasi pembangunan pabriknya.

Peneliti bidang pertanian di Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengungkapkan investasi untuk hilirisasi komoditas kelapa di Indonesia memang masih cukup lambat, terlihat dari masih rendahnya ekspor produk olahan kelapa Indonesia. Selama ini, Indonesia masih mengandalkan ekspor kelapa bulat ataupun kelapa parut dan kering.

Oleh karena itu, kehadiran investasi China ini berpeluang mendorong pertumbuhan industri kelapa di dalam negeri, terutama jika pabrik ini berfokus untuk memproduksi berbagai produk turunan seperti santan, minyak kelapa, atau tepung.

“Jika investasi ini memiliki hilirisasi yang panjang, maka akan memberikan efek pengganda yang besar terhadap ekonomi Indonesia, termasuk menyerap lapangan kerja,” ujar Eliza kepada Xinhua pada Selasa (5/8).

Produk olahan kelapa semakin populer di China terutama menjadi campuran untuk olahan minuman. Salah satunya oleh jaringan gerai kopi terkemuka asal China, Luckin Coffee, yang memiliki menu populer berupa latte dengan campuran kelapa. Seiring tingginya permintaan, Luckin Coffee kemudian menjalin kerja sama eksklusif dengan pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan di Sulawesi Tengah untuk memasok kelapa bagi mereka pada Maret lalu.

Sebelum kehadiran Luckin, perusahaan China lainnya, yakni Zhejiang FreeNow Food Co., telah lebih dahulu berinvestasi di perkebunan kelapa di Kabupaten Banggai Kepulauan melalui kerja sama strategis dengan pemerintah lokal yang terjalin pada akhir Desember 2024.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan