Banner

IW Jerman: Impor Jerman dari China melonjak tajam

Foto yang diabadikan pada 11 Juli 2022 ini menunjukkan suasana upacara penyambutan untuk perjalanan ke-10.000 yang dilakukan oleh kereta barang China-Eropa yang dioperasikan oleh China-Europe Railway Express (Chongqing) di Duisburg, Jerman. (Xinhua/Ren Pengfei)

Impor Jerman dari China melonjak tajam pada 2022, dengan defisit perdagangan Jerman dengan China naik menjadi lebih dari 84 miliar euro, dua kali lipat dibandingkan volume perdagangan pada 2021.

 

Frankfurt, Jerman (Xinhua) – Tingkat ketergantungan ekonomi Jerman pada China sebagai negara pemasok lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, menurut laporan yang diterbitkan oleh Institut Ekonomi Jerman (IW) pada Kamis (9/2).

Banner

Tahun lalu, defisit perdagangan Jerman dengan China naik menjadi lebih dari 84 miliar euro, dua kali lipat dibandingkan volume perdagangan pada 2021, menurut IW.

Pemicu pertumbuhan ‘luar biasa’ tersebut adalah impor barang dari China, yang meningkat lebih dari 33 persen secara tahunan (year on year) pada 2022. Sebagai pembanding, tingkat pertumbuhan impor dari China 9 persen lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan impor secara keseluruhan dari gabungan semua negara.

“Peningkatan yang kuat tahun lalu ini kemungkinan merupakan pertanda bahwa perkembangan itu tidak hanya berkaitan dengan virus corona, tetapi berlangsung lebih lama,” kata Juergen Matthes, kepala unit penelitian untuk ekonomi internasional dan prospek ekonomi di IW.

Banner
Impor Jerman dari China
Sejumlah orang mengunjungi stan ekshibisi Jerman dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2021 di Beijing, ibu kota China, pada 5 September 2021. (Xinhua/Wang Tiancong)

Sementara itu, ekspor Jerman ke China meningkat 3 persen, sedangkan ekspor Jerman ke negara-negara lain di dunia secara keseluruhan naik 14 persen. Akibatnya, China turun dari peringkat kedua ke peringkat keempat dalam daftar negara tujuan ekspor terpenting bagi Jerman, menurut IW.

Ekonomi China terlalu besar untuk sepenuhnya memisahkan diri darinya. Tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi, dan itu tidak masuk akal,” imbuh Matthes.

*1 euro = 16.232 rupiah

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan