Jumlah korban tewas akibat hujan lebat di Sudan bertambah jadi 138 orang

Foto yang diabadikan dengan ponsel pada 27 Agustus 2024 ini menunjukkan situasi banjir yang disebabkan oleh hujan di Dongola, ibu kota Negara Bagian Asy-Syamaliyah (Northern State), Sudan. (Xinhua/Abdul-Rahman Awad)

Hujan lebat yang melanda 10 negara bagian di Sudan sejauh ini telah menewaskan 138 orang, serta merusak lahan pertanian.

 

Khartoum, Sudan (Xinhua/Indonesia Window) – Jumlah korban tewas akibat hujan lebat yang melanda 10 negara bagian di Sudan telah mencapai 138 orang sejauh ini, demikian diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Sudan pada Selasa (27/8).

“Total 138 kematian telah dilaporkan, sementara 31.666 keluarga, yang terdiri dari 129.650 lebih orang, turut terdampak,” menurut pernyataan dari Unit Kedaruratan Musim Gugur kementerian itu, seraya menambahkan bahwa 12.420 rumah telah ambruk.

Sementara itu, Sudan mencatat 102 kasus baru dan lima kematian baru akibat kolera di lima negara bagian, menambah total kasus infeksi dan kematian akibat penyakit tersebut masing-masing menjadi 1.223 dan 48, menurut pernyataan itu.

Foto yang diabadikan dengan ponsel pada 27 Agustus 2024 ini menunjukkan banjir akibat hujan yang merendam rumah-rumah di Dongola, ibu kota Negara Bagian Asy-Syamaliyah (Northern State), Sudan. (Xinhua/Abdul-Rahman Awad)

Banjir merupakan masalah yang kerap terjadi di Sudan, yang biasanya terjadi antara Juni hingga Oktober. Hujan deras baru-baru ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan di lahan pertanian.

Sejak pecahnya perang antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pada pertengahan April 2023, penyakit epidemi seperti kolera, malaria, campak, dan demam berdarah telah menyebar dan menewaskan ratusan orang.

Pada 17 Agustus, Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim secara resmi mengumumkan wabah kolera di negara tersebut.

Orang-orang terlihat di sebuah jembatan yang rusak akibat banjir menyusul jebolnya Bendungan Arbaat di Negara Bagian Laut Merah, Sudan, pada 26 Agustus 2024. Bendungan Arbaat di Sudan timur jebol pada Ahad (25/8), mengakibatkan banjir parah yang menewaskan sedikitnya 60 orang, sementara ratusan orang lainnya masih dinyatakan hilang, menurut laporan seorang pejabat Sudan pada Senin (26/8). (Xinhua/Dewan Kedaulatan Transisi Sudan)

Konflik mematikan antara SAF dan RSF telah mengakibatkan sedikitnya 16.650 orang tewas. Diperkirakan bahwa 10,7 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Sudan, dengan sekitar 2,2 juta orang lainnya mencari perlindungan di negara-negara tetangga, menurut data terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan