Demonstrasi massal di Ethiopia yang marak digelar di seluruh negeri itu terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Ethiopia ketika konflik berlanjut antara pasukan sekutu pemerintah dan pasukan yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray pada Agustus lalu.
Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua) – Jutaan warga Ethiopia pada Sabtu (22/10) menggelar aksi unjuk rasa di kota-kota besar dan kecil di negara Afrika Timur itu untuk mengecam campur tangan dan tekanan asing dalam urusan dalam negeri negara tersebut.
Di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, para pengunjuk rasa berkumpul di Alun-Alun Meskel dengan membawa berbagai slogan yang antara lain berbunyi ‘Ancaman terhadap Ethiopia adalah ancaman bagi dunia’ dan ‘Hormati kedaulatan kami’.
Berbicara kepada para pengunjuk rasa, Wakil Wali Kota Addis Ababa Jantrar Abay menekankan bahwa beberapa negara perlu berhenti mencampuri urusan dalam negeri Ethiopia dan harus menahan diri dari mendukung pasukan pemberontak, khususnya Front Pembebasan Rakyat Tigray (Tigray People’s Liberation Front/TPLF) beserta sekutunya.
Para partisipan demonstrasi massal di Ethiopia tersebut menekankan bahwa baik tekanan eksternal yang beragam ataupun serangan yang sedang berlangsung dari para pemberontak tidak akan menghalangi warga negara Arfika ini untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Wakil wali kota itu lebih lanjut menggaribawahi bahwa kedaulatan Ethiopia harus dihormati, sembari menekankan bahwa rakyat Ethiopia akan terus berdiri bersama dalam persatuan untuk menjaga kedaulatan negara mereka.
Demonstrasi massal di Ethiopia itu digelar terutama bertujuan untuk menunjukkan dukungan rakyat bagi pemerintah negara ini dari apa yang mereka deskripsikan sebagai ‘musuh internal dan eksternal negara’.
Demonstrasi publik yang marak di seluruh negeri terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Ethiopia ketika konflik berlanjut di wilayah utara negara tersebut pada Agustus lalu. Pemerintah Ethiopia menuduh TPLF sebagai pihak yang melanjutkan pertempuran tersebut. Situasi itu akhirnya membuat bantuan kemanusiaan yang mengalir ke bagian-bagian Ethiopia utara terhenti.
Para demonstran dalam hal ini menunjukkan dukungan terhadap tindakan militer yang dilakukan pemerintah terhadap pasukan pemberontak.
Pada Selasa (18/10) pekan lalu, pemerintah Ethiopia mengungkapkan persiapan yang sedang berlangsung untuk melanjutkan pemberian bantuan dan layanan kemanusiaan di daerah-daerah yang baru saja direbut di Tigray, wilayah paling utara yang dilanda konflik.
Hal ini terjadi setelah Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (Ethiopian National Defense Forces/ENDF) menguasai kota-kota seperti Shire, Alamata, dan Korem, yang mendorong mundur pemberontak TPLF.
Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika, telah mengalami konflik dahsyat antara pasukan sekutu pemerintah dan pasukan yang setia kepada TPLF sejak November 2020, yang menyebabkan jutaan orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Laporan: Redaksi